Mahasiswa Oxford Menolak Kedatangan Jusuf Kalla

Mahasiswa Oxford Menolak Kedatangan Jusuf Kalla

Mahasiswa Oxford Menolak Kedatangan Jusuf Kalla

Demonstrasi oleh mahasiswa Oxford direncanakan pada hari ini Kamis 18 Mei di Pusat Studi Islam Oxford, untuk memprotes kunjungan Wapres Indonesia, Jusuf Kalla, yang akan memberikan ceramah tentang ‘Islam Moderat’.

Ini terjadi sebagai respon ditahannya Ahok sebagai bentuk intoleransi dan politisasi yang dilakukan pada minoritas di Indonesia, yang dipenjara karena vonis hakim atas kasus penistaan Agama, dimana Jusuf Kalla dianggap terlibat atas intoleransi beragama dan SARA di Indonesia.

Ini isi surat Mahasiswa Oxford Menolak Kedatangan Jusuf Kalla yang dikirim ke Wakil Rektor Universitas Oxford:

Kepada Wakil Rektor yang terhormat,

Banyak dari kita, masyarakat Indonesia di Inggris, termasuk mereka yang belajar di Universitas Oxford, terperanjat dan kecewa karena mengetahui undangan untuk Wakil Presiden Indonesia, Bapak Jusuf Kalla, untuk memberikan ceramah berjudul ‘Islam Moderat: Pengalaman di Indonesia’ di Pusat Studi Islam Oxford, Kamis ini.

Kalla dikenal secara luas sebagai pendukung Islam yang tidak toleran. Misalnya, pada tahun 1968 sebagai pemimpin HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Makassar, atas tuduhan penghujatan oleh seorang Katolik, Kalla tercatat telah “menginstruksikan semua anggota HMI dan organisasi Muslim lainnya untuk datang ke masjid terdekat. Jam 8 malam Setelah shalat malam (‘ishā’), orang-orang Muslim mulai menyerang bangunan-bangunan Kristen, dan para pembicara keras dari masjid meneriakkan “Allahu Akbar, membela agama Anda, menjadi martir!”

Bangunan-bangunan Kristen yang diserang dalam insiden tersebut adalah 9 Gereja-gereja Protestan, 4 gereja Katolik, 1 asrama biarawati, 1 Akademi Teologi, 1 kantor organisasi pelajar Katolik, dan 2 sekolah Katolik. Sumber: https://openaccess.leidenuniv.nl/bitstream/handle/1887/10061/Dissertation%20Mujiburrahman.pdf

Undangan ini semakin tidak sensitif, pada saat gubernur Kristen Jakarta, yang dikenal sebagai Ahok, kalah dari Pilkada karena isu Agama yang dipolitisasi dan didukung Jusuf Kalla, mendesak orang untuk turun ke jalan untuk mengingatkan mereka bahwa menurut Alquran, umat Islam tidak diperbolehkan menunjuk seorang non-Muslim untuk berada dalam posisi kepemimpinan. Padahal tafsir ayat Al Quran tidak ada yang membahas tentang boleh atau tidaknya seorang Gubernur beda Agama, sebagai berikut.

Mereka telah mengutip ayat tersebut, Al Maida 51, yang mengatakan:

“Hai orang-orang yang percaya, janganlah orang Yahudi dan orang-orang Kristen menjadi sekutu. Mereka adalah [satu fakta] sekutu satu sama lain. Dan barangsiapa adalah sekutu bagi mereka di antara kamu – maka sungguh, dia adalah satu dari mereka. Sesungguhnya, Allah tidak menuntun orang-orang yang melakukan kesalahan.” (Tafsir Sahih Internasional)

“Hai orang-orang yang beriman! Jangan mengambil orang-orang Yahudi dan Kristen untuk berteman. Mereka berteman satu sama lain. Di antara kamu yang membawa mereka untuk teman adalah (satu) dari mereka. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Tafsir yang mereka pakai) Sumber: http://corpus.quran.com/translation.jsp?chapter=5&verse=51

Sementara saat masih menjabat gubernur, Ahok diseret ke pengadilan karena pada satu kesempatan mengutip ayat Al-Qur’an yang disebutkan di atas, Ahok mengingatkan pada konstituen untuk jangan terpengaruh politisi busuk yang menggunakan ayat Al Quran untuk mempolitisir pemilihan kepala daerah, karena hal itu pasti terjadi untuk mengalahkan Ahok dengan cara yang tidak fair.

Hal ini membuat marah orang-orang radikal yang menuduhnya menghujat. Pengadilan memvonisnya dua tahun penjara, menurut standar hukum Indonesia. Hal ini lagi menyebabkan kecaman internasional. Sementara itu, meski memiliki kewajiban untuk tetap netral, Kalla telah secara aktif mendukung kandidat alternatif, seorang Islamis, yang telah banyak dikritiknya.

Indonesia hampir kehilangan kepercayaan terhadap intoleransi agama, dan platform yang diberikan untuk Jusuf Kalla saat ini adalah TERJADI DISKRIMINASI kepada banyak orang Indonesia dan berisiko menjatuhkan kredibilitas yang tidak pantas baginya.

Kami berharap bahwa ketika Jusuf Kalla berbicara pada kesempatan ini, para penonton akan melihat apa yang dia katakan dengan skeptisis dan membeberkan poin yang diuraikan di atas.

Bersyukur jika Bapak Wakil Rektor akan mengkonfirmasi penerimaan email ini.

Salam sejahtera,
MD

Nama kami samarkan

Sumber Berita Mahasiswa Oxford Menolak Kedatangan Jusuf Kalla : anglicanmainstream/gerpol