Pandji yang Menghina Kecerdasan Warga Jakarta

Pandji yang Menghina Kecerdasan Warga Jakarta, Logika Pandji Pragiwaksono dalam tulisannya yang berjudul “Dibikin Gampang” terbalik-balik.

Dengan mengklaim bahwa 4 mantan Pimpinan KPK dan Faisal Basri serta beberapa orang lain, mendukung Anies Sandi maka Anies Sandi bersih dari korupsi, walaupun ada kasus anggaran fiktif 23,3 triliun dan Panama Papers.

Lalu Pandji juga menuliskan logikanya bahwa karena tidak ada mantan pimpinan KPK yang mendukung Basuki, maka Basuki tidak bersih dari korupsi.

Logika itu datangnya dari mana? Dikiranya warga Jakarta gampang dikibuli begitu?

Integritas adalah suatu sikap di mana satunya kata dan perbuatan, pengambilan keputusan
yang selalu mementingkan rakyat banyak daripada kepentingan pribadi, yang teguh dalam mempertahankan prinsip dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan dan perundangan.

Integritas adalah AMANAH dalam konsep Islam.

Pandji, Anda menghina kecerdasan warga Jakarta. Mari kita kupas prinsip utama pencegahan korupsi, yang sering disebut-sebut oleh Anies, INTEGRITAS.

Integritas adalah salah satu prinsip utama dalam mencegah dan memberantas korupsi. Salah satu pilar dari prinsip integritas adalah pejabat publik tidak boleh berhutang budi pada sekelompok orang yang mempunyai kepentingan tertentu.

Ini untuk menghindarkan penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan pribadi tertentu karena membalas budi dan mencegah kelompok kepentingan menguasai anggaran dan menyetir kebijakan.

Dengan kata lain, menghindarkan pemburu rente ekonomi mencaplok anggaran dan kebijakan pemerintah yang dipimpinnya. Integritas mencegah KKN.

Untuk mengukur integritas calon pejabat publik, salah satu indikatornya adalah dana kampanye. Bagaimana sang Calon mengumpulkan dana kampanyenya dan dari siapa dia mendapatkan dananya. Dari analisis dana kampanye, akan dapat diprediksi bagaimana Sang Calon tersebut memerintah apabila sudah terpilih.

Sekarang mari kita lihat Cagub dan Cawagub DKI.

Warga Jakarta pasti sudah tahu kalau Bang Ahok selalu mengatakan bahwa gubernur adalah pelayan rakyat. Logika Bang Ahok: supaya gubernur bekerja untuk rakyat, dia harus berhutang pada rakyat, bukan pada konglomerat.

Oleh karena itu, Basuki Djarot meluncurkan kampanye rakyat dari sejak putaran pertama.

Intinya: gubernur dalam kampanyenya harus dibiayai oleh rakyat, partisipasi warga dibuka untuk menyumbang dana kampanye mulai dari Rp. 10 ribu rupiah sampai Rp. 75 juta, sesuai aturan KPU. Pihak swasta boleh menyumbang, maksimum 750 juta, juga sesuai aturan KPU.

Pada putaran I, dana kampanye Basuki Djarot yang terkumpul sebesar Rp. 60 milyar merupakan partisipasi dari 11867 warga DKI dan hanya Rp 600 juta dari badan hukum swasta. Pada Putaran 2, BaDja menerima dana Rp 27,73M dari 3.245 individu dan Rp 17,54M dari 50 badan hukum swasta.

Sedangkan Anies Sandi pada dua putaran mengumpulkan RP. 82,8 milyar yang 89% dari Sandiaga Uno, dan sisanya dari beberapa perusahaan swasta. Bandingkan dengan kampanye Basuki Djarot yang dibiayai oleh 15 ribu-an orang dan sekitar 50-an badan hukum swasta.

Anies juga mengatakan bahwa memilih Gubernur DKI bukan hanya memilih program, tetapi juga memilih karakter orangnya. Dan menyatakan bahwa karakter yang berintegritas tinggilah dan santun dalam berbicara yang harus dipilih. Dia mengklaim sebagai orang yang partisipatif, pemersatu dan berintegritas tinggi.

Pembangunan kota, kata Anies, harus mengajak warga berpartisipasi. Pemimpin, kata Anies, harus bisa merangkul semua pihak.

Silahkan warga Jakarta, yang saya yakin tingkat kecerdasannya di atas kecerdasan Pandji Pragiwaksono, untuk menilai Paslon mana yang mempraktekkan prinsip partisipatif, pemersatu dan berintegritas tinggi dalam pendanaan kampanyenya.

Silahkan tentukan siapa yang hanya berteori dan siapa yang sudah melaksanakan.

Kampanye yang dibiayai oleh ribuan orang dari berbagai tingkat ekonomi, suku, agama dan ras, atau Cagub yang dana kampanyenya tergantung pada satu orang yang kebetulan adalah Cawagub dan segelintir badan hukum swasta.

Silahkan tentukan siapa yang antara kata dan perbuatannya satu dengan siapa yang lain di mulut dan lain yang dikerjakan.

Silahkan menyimpulkan, Paslon mana yang akan memimpin Pemprov DKI dengan integritas tinggi tanpa KKN.

Fakta berbicara lebih gamblang daripada kata-kata yang dirangkai cerdas dan terdengar manis ditelinga.

(Emmy Hafild)

 

 

Sumber Berita Pandji yang Menghina Kecerdasan Warga Jakarta : Gerilyapolitik.com