Sandi Sebut Kurang Sosialisasi Akibat Pembeli Kartu OK Otrip Masih Sedikit

Sandi Sebut Kurang Sosialisasi Akibat Pembeli Kartu OK Otrip Masih Sedikit

Sandi Sebut Kurang Sosialisasi Akibat Pembeli Kartu OK Otrip Masih Sedikit

Pemprov DKI telah meluncurkan program OK Otrip pada Kamis (14/12) lalu. Program tersebut merupakan layanan baru dari Pemprov DKI untuk menciptakan transportasi umum massal yang terintegrasi. Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno mengatakan, setelah dua pekan berlalu, program ini masih kurang sosialisasi.

“Mungkin kita tersedot perhatiannya ke penataan Tanah Abang, dengan kegiatan-kegiatan yang sekarang menyedot banyak resources di Dishub dan TransJakarta, sehingga saya melihat sosialisasi OK Otrip ini kurang,” ucap Sandi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (27/12).

Mesin Tap In untuk Penggunaan Kartu OK O Trip
Mesin Tap In untuk Penggunaan Kartu OK O Trip (Foto: Nadia Jovita/kumparan)

Dia mengatakan, saat ini, jumlah pembeli Kartu OK Otrip masih jauh di bawah angka 10 ribu. Oleh karena itu, Sandi menuturkan, pihaknya akan melakukan sosialiasi lebih gencar lagi, agar semakin banyak masyarakat yang lebih mengenal program OK Otrip.

“Saya baca bahwa tingkat awareness-nya masih rendah. Jadi ini masih PR (pekerjaan rumah) kita dan saya rasa di bulan Januari ini kita akan lebih galakkan sosialisasinya dan lebih dikenal oleh masyarakat,” tuturnya.

Sandi juga mengimbau, bagi warga yang mengalami kendala teknis terkait penggunaan kartu OK Otrip untuk segera melapor. Sebab, ia mengaku mendapat laporan, ada warga yang saldonya berkurang saat melakukan tap in dua kali di dua halte TransJakarta, padahal rentang waktunya masih kurang dari 3 jam.

Layanan OK O Trip DKI Jakarta (not cov)
Layanan OK O Trip DKI Jakarta. (Foto: dok. Diskominfotik Pemprov DKI Jakarta)

“Karena mestinya di dalam masa periode ini maksimum charge dalam waktu 3 jam itu Rp 3.500. Diskonnya kan 30 persen. Total kan harusnya Rp 5.000. Kalau sampai ke tap 2 kali itu kesalahan dari pihak kita dan menjadi catatan bagi TransJ,” ungkap Sandi.

Diketahui, dengan menggunakan kartu ini, maka warga hanya perlu membayar sebesar Rp 5 ribu per tiga jam, yaitu mulai dari tap in hingga tap out. Kartu ini nantinya dapat dibeli di halte TransJakarta.

Namun selama masa uji coba, biaya OK Otrip hanya dikenakan biaya sebesar Rp 3.500 selama tiga bulan ke depan. Sementara, rute yang akan diuji coba adalah Warakas, Jelambar, Duren Sawit, dan Lebak Bulus. Mesin OK Otrip ini nantinya tak hanya dipasang di bus TransJakarta, melainkan juga angkot yang beroperasi di empat wilayah tersebut.

 

 

Sumber Berita Sandi Sebut Kurang Sosialisasi Akibat Pembeli Kartu OK Otrip Masih Sedikit : Kumparan.com