Steven Penghina Gubernur NTB Adalah Berita Hoax, Senjata Pilkada DKI

Steven Penghina Gubernur NTB Adalah Berita Hoax, Senjata Pilkada DKI

Steven Penghina Gubernur NTB Adalah Berita Hoax, Senjata Pilkada DKI

Steven Hadisurya Sulistyo, seorang keturunan etnis Tionghoa yang diberitakan telah menghina Gubernur NTB Mujammad Zainul Majdi di Bandara Changi Singapura secara besar-besaran sejumlah media massa mainstream dan online merupakan berita hoax atau berita yang berisi kebohongan. Steven Hadisurya Sulistyo adalah sosok fiktif yang dikarang demi kepentingan politik tertentu menjelang Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua.

Steven Hadisurya Sulistyo juga bukan anak dari Winarko Sulistyo, orang terkaya nomor 106 yang dirilis Majalah Globe Asia edisi Juni 2013 lalu. Karena Winarko Sulistyo tidak memiliki anak yang bernama Steven Hadisurya Sulistyo.

Manajemen PT Fajar Surya Wisesa Tbk dalam keterangan resminya akhir pekan lalu menegaskan bahwa Winarko Sulistyo tidak memiliki putra bernama Steven Hadisurya Sulistyo dan karenanya berita tersebut adalah sepenuhnya hoax yang bersangkutan dengan Winarko Sulistyo.

“Manajemen telah menyampaikan surat bantahan resmi kepada OJK dan IDX pada 18 April 2017, dikarenakan PT Fajar Surya Wisesa Tbk merupakan perusahaan publik yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (IDX),” tulis pernyataan resmi perseroan.

Figur Steven merupakan sosok fiktif karena foto diambil dari internet secara sembarangan dan KTP hasil editan. KTP Steven Hadisurya Sulistyo tidak ada dan tidak terdaftar di Kelurahan Kedoya. Alamat KTP itu adalah palsu dan sejak 2007 rumah tersebut tidak ada penghuninya.

Media yang dimiliki Hary Tanoesudibyo memberitakan secara besar-besaran terkait berita hoax ini, tanpa menelusuri kebenarannya. Hary Tanoesudibyo merupakan seorang etnis Tinghoa beragama Kristen yang mendukung pasangan Anies-Sandi dalam Pilkada DKI Jakarta. Selain itu, berita hoax terkait penghinaan Gubernur NTB ini juga disebarluaskan oleh berbagai media sebelum hari pencoblosan Pilkada DKI Jakarta Putaran Kedua.

Setelah itu menyusul keluar video pernyataan pendapat dari Panglima Peta yang memprovokasi untuk menyudutkan etnis Tionghoa dan mengambil keuntungan buat pilkada DKI bagi pasangan Anies-Sandi

https://youtu.be/oZGesPm24bM

Ternyata panglima peta juga mendukung Anies-sandi, pantas saja pernyataan nya mengenai hoax penghinaan terhadap gubernur NTB begitu menyudutkan suku Tionghoa sebagai sukunya Ahok.

https://youtu.be/g-UyHj19k2c

Dan lihatlah kedekatan panglima PETA bersama Rizieq Shihab yang sangat membenci Ahok

Siapa sih panglima ormas PETA ini ? ternyata dia adalah eks anggota TNI AD, Muhammad Saleh. Semasa mengabdi di TNI, Saleh diketahui memiliki reputasi yang buruk.

Baca disini : Kepala BIN sebut panglima besar Ormas Peta punya reputasi buruk

Steven Penghina Gubernur NTB Adalah Berita Hoax, Senjata Pilkada DKI

Peristiwa fiktif ini terjadi saat Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi ini melakukan atrian di Bandar Udara Changi, Singapura pada 9 April 2017 lalu. Dalam berita itu dikarang, bahwa Steven Hadisurya Sulistyo yang merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia itu mengeluarkan makian dan umpatan yang sangat tidak etis kepada Gubernur yang hafal al-Qur’an tersebut. Diawali salah paham antrian di bandara, Steven Hadisurya Sulistyo terus memaki-maki Muhammad Zainul Majdi. Bahkan setelah tahu yang dia maki adalah seorang gubernur, namun Steven terus melakukan penghinaan.

Steven Hadisurya Sulistyo bahkan secara dramatis dikarang oleh pembuat berita mengeluarkan umpatan kotor terhadap Gubernur NTB dengan menyebut pribumi yaitu dengan sebutan “tiko”. Tiko artinya tikus kotor atau sebutan merendahkan kepada orang-orang yang dianggap pribumi.

 

 

 

Sumber berita Steven Penghina Gubernur NTB Adalah Berita Hoax, Senjata Pilkada DKI : netralitas.com