Takmir se-Jakarta Tolak Politisasi di Dalam Masjid Demi Merawat NKRI

Takmir se-Jakarta Tolak Politisasi di Dalam Masjid Demi Merawat NKRI

Takmir se-Jakarta Tolak Politisasi di Dalam Masjid Demi Merawat NKRI

Forum Silaturahmi Takmir (pengurus) Masjid seluruh Jakarta menolak segala bentuk politisasi masjid. Mereka menyerukan agar masjid dikembalikan sesuai dengan fungsinya, sebagai tempat ibadah dan menyampaikan pesan suci agama.

Koordinator Forum Silaturahmi Takmir Masjid se-Jakarta Husny Mubarok Amir menyebut agenda politik kerap disisipkan pada acara keagamaan di masjid. Dia menilai, saat ini sejumlah masjid di Jakarta kerap dijadikan panggung politik oleh beberapa ormas.

Husny mengatakan, masjid seharusnya menjadi sarana untuk mempersatukan umat, bukan dijadikan tempat untuk memecah belah dan memperuncing perbedaan.

“Dengan dalil mempersatukan umat, tapi mereka tidak menerima perbedaan, malah memperuncing perbedaan itu sendiri,” kata Husny saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (27/1).

Image result for Husny Mubarok Amir
Wakil Sekretaris PWNU DKI Jakarta, Husny Mubarok Amir (twitter @husnieamir)

Husny tidak menjelaskan kelompok mana yang dimaksud. Namun dia menyebut beberapa masjid yang pernah dijadikan wahana politisasi.

“Misalnya Masjid Pondok Indah, Istiqlal juga digunakan, Sunda Kelapa, dan Al-Azhar,” katanya.

Seperti diketahui, beberapa masjid itu pernah digunakan Alumni 212 sebagai titik kumpul sebelum menggelar aksi unjuk rasa. Bahkan ceramah bermuatan politik juga disampaikan saat massa aksi berkumpul di masjid.

Husny berpendapat, bukan berarti urusan politik tidak boleh dibahas di masjid. Menurutnya, pembahasan politik di masjid seharusnya menciptakan toleransi di masyarakat, bukan berisi caci maki dan hinaan yang mendangkalkan pola pikir umat Islam.

Image result for Peringatan satu tahun Aksi Bela Islam 411 berlangsung di Masjid Al Azha
Peringatanan satu tahun Aksi Bela Islam 411 berlangsung di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. (CNN Indonesia/Andika Putra)

“Masjid yang sejatinya dibuat tempat beribadah kepada Tuhan dan dakwah-dakwah yang menyejukkan beralih fungsi menjadi ajang khotbah tentang kebencian dan permusuhan,” katanya dalam keterangan tertulis.

Dia menjelaskan, tuduhan-tuduhan seperti kafir, musyrik dan munafik terhadap paham yang berbeda mengindikasikan munculnya radikalisme agama. Hal itu dinilai jauh dari etika moral dalam Alquran yang menekankan persamaan, keadilan, dan toleransi.

Husny mengatakan, nilai luhur agama yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas akhlaq manusia dijatuhkan hanya untuk memenuhi ambisi kekuasaan.

“Menjadi tugas penting negara dan masyarakat untuk mengikis habis sebelum tumbuh menjadi besar,” tegasnya.

Jika dibiarkan, kata Husny, kelompok ini mencoba merongrong kedaulatan NKRI dan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Husny mengatakan, pihaknya berusaha menggaungkan sikap ini ke seluruh masjid di Jakarta. Mereka akan menggelar beberapa kajian di masjid-masjid.

 

Sumber Berita Takmir se-Jakarta Tolak Politisasi di Dalam Masjid Demi Merawat NKRI : Cnnindonesia.com