Israel jatuhkan bom saat warga Palestina Rayakan Idul Fitri. Sukacita Idul Fitri 1446 Hijriah masih belum bisa dirasakan oleh masyarakat Palestina di Gazxa.
Mereka semua masih hidup di bawah bayang-bayang kekejaman Israel, yang sampai saat ini masih lancar melakukan serangan terhadap warga Gaza.
Sekalipun sedang merayakan hari raya suci bagi umat Islam di seluruh dunia, hal tersebut tetap tidak membuat api kebencian Israel padam terhadap warga Palestina.
Palestina, dan beberapa Arab diketahui merakayan Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah lebih dulu. Pada Minggu (30/3), negara-negara Arab telah merayakan Idul Fitri.
Melansir Times of Israel, setidaknya 16 orang, termasuk sembilana anak-anak dan tiga wanita.
Dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel di Khan Younis, Gaza selatan pada Minggu.
Kata rumah sakit Nasser di kota tersebut, saat warga Palestina merayakan hari pertama Idul Fitri, hari raya Muslim yang biasanya menggembirakan yang menandai keberakhirannya puasa Rahamdhan selama sebulan.
Baca juga: Begini Ungakapan Atalia Praratya Rasanya Jadi Istri Ridwan Kamil
Badan pertahanan sipil Hamas mengklaim bahwa serangan sebelum fajar menghantam sebuah rumah dan tenda yang menampung para pengungsi.
Tiga orang lainnya ewas dalam serangan di Deir al-Balah, Gaza tengah, Sabtu malam, menurut Rumah sakit Martir Al-Aqsa.
WAFA. kantor berita resmi Otoritas Palestina, juga melaporkan dua orang tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di Jabalia, di utara Jalur Gaza, dan beberapa orang terluka dalam serangan pesawat tak berawak di utara Rafah.
Sejak melanjutkan operasi di Jalur Gaza pada 18 Maret, IDF menyatakan bahwa mereka menargetkan pejabat politik senios Hamas dan komandan militer tingkat menengah.
Beserta infrastruktur kelempok teror tersebut, termasuk depot senjata dan peluncur roket.
Anggota Ahid Islam Palestina dan kelompok teror lainnya juga menjadi sasaran.
“Ini adalah Idulfitri yang penuh menyedihkan,” kata Adel al-Shaer.
“Kami kehilangan orang-orang yang kami cintai, anak-anak kami, kehidupan kami, dan masa depan kami.” sambungnya
“Dan kami kehilangan siswa-siswa kami, sekolah-sekolah kami dan lembaga-lembaga kami. Kami kehilangan segalanya,” ungkapnya sambil menangis.