Momen Mustafa Nahra Keceplosan Sebut Hubungi Admin @opposite6890 yang Fitnah Polri
Pegiat media sosial Mustofa Nahrawardaya menegaskan bahwa akun @Opposite6890, baik di Twitter maupun Instagram, berhasil membongkar praktik produsen hoax terbesar di Indonesia yang dilakukan oleh oknum-oknum berbaju coklat lewat investigasinya.
Menurutnya, akun @Opposite6890 berhasil menemukan satu aplikasi yang diinstall oleh ribuan anggota atau member, yang sebagian besar adalah anggota kepolisian.
Ia juga mengatakan, selain diinstall, aplikasi ini dipakai untuk berkomunikasi untuk mengirimkan postingan-postingan yang semuanya merugikan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02.
“Ini sudah viral dan saya tanpa melapor ke Mabes Polri juga sudah tahu. Ini benar, ya, dan sudah saya praktikkan di kantor ternyata betul. Saya buktikan di mesin Whois dan DNS lookup, ternyata benar,” kata Mustofa kepada Kabar Petang di tvOne, beberapa waktu lalu.
Ia melanjutkan, IP address dari aplikasi tersebut bernama My Sambhar ini ternyata mengarah ke Jalan Trunojoyo.
Lalu, semakin ditelisik oleh akun @Opposite6890, ternyata jumlah IP address banyak sekali, dan kantornya di Jalan Trunojoyo. “Ini hasil investigasi @Opposite6890,” paparnya.
Sebagai informasi, Jalan Trunojoyo yang dimaksud adalah Mabes Polri. Mustofa mengatakan bahwa @Opposite6890 mendengarkan bocoran dari ‘orang dalam’ yang baru saja menjalankan pelatihan. Selanjutnya ada kabar 100 polisi di setiap Polres juga di-training.
Dan, setelah di cek ternyata terkoneksi ke satu akun bernama @AlumniSambhar. “Setelah dibongkar di media sosial, mereka melakukan rename. Mereka gonta-ganti nama. Tapi sudah di-backup oleh akun @Opposite6890,” ungkap Mustofa.
Alasan mengapa IP address-nya berada di Jalan Trunojoyo karena menurut Mustofa, akun @AlumniSambhar hanya mem-follow satu orang, yaitu akun Joko Widodo. Ia pun mengklaim bahwa seluruh postingan-postingan yang merugikan 02 ini terpantau oleh aplikasi My Sambhar.
Ia kemudian meminta Mabes Polri untuk cek dan diusut, karena sudah dibongkar oleh @Opposite6890. Jangan sampai istilah penyebaran hoax terstruktur berasal dari praktik kotor seperti ini.
“Dulu saya pernah ngomong di ILC, banyak sekali akun-akun nakal, penyebar dan produsen hoax, kok enggak pernah di-takedown. Jangan-jangan sumbernya ada di akun @AlumniSambhar,” jelas Mustofa.
Bantah Anggota Kepolisian Jadi Buzzer, Polri Sebut @Opposite6890 Akun Anonimus
Mabes Polri membantah adanya tudingan bahwa anggota kepolisian menjadi buzzer dalam Pilpres 2019 seperti yang klaim akun @Opposite6890.
Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya telah menyelidiki akun tersebut dan hasilnya akun tersebut adalah anonimus.
“Bahwa (akun) opposite ini akun sifatnya anonimus,” ujar Dedi, di Gedung Divisi Humas Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (8/3/2019).
Dedi pun menghimbau masyarakat agar tidak mempercayai setiap klaim atau berita yang disebar oleh akun tersebut.
Selain itu, jenderal bintang satu itu menegaskan Korps Bhayangkara profesional dan netral dalam pesta demokrasi. Menurutnya, netralitas Polri menjadi harga mati.
Ia pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengawal Pemilu 2019 agar berjalan damai hingga selesai digelar.
“Jadi saya tegaskan lagi bahwa apa yang disebarkan itu nggak benar. Apalagi menyangkut masalah pemilu, bahwa Polri dalam ini tegaskan netralitas harga mati. Mabes polri, betul-betul sama-sama diawasi, kita akan terus komitmen mengawal proses Pemilu sejak mulai sampai akhir ke jalan aman, damai, sejuk,” pungkasnya.
Seperti diketahui, di media sosial Twitter heboh dengan narasi Mabes Polri menjadi aktor mengorganisir ribuan anggota Polri untuk menjadi buzzerpolitik mendukung capres Jokowi.
Sebuah akun dengan nama @Opposite6890 mengklaim Mabes Polri membentuk buzzer anggota Polri dari tingkat Polres sampai pusat dan semua anggota buzzer terhubung seluruh Indonesia melalui aplikasi bernama Sambhar.
Akun @Opposite6890 mengaku membongkar jaringan ‘buzzercoklat’ ini setelah melacak paket aplikasi Android (APK) Sambhar.
Lalu siapa akun @Opposite6890, berikut kultwitnya:
1. Percakapan itu tidak membuktikan apapun. Bisa saja bikinan kalian sendiri. Kalian kan ahlinya bikin beginian.
Domain https://t.co/xCtmzcPnqr adlh domain baru. Jika hanya utk lokasi unduhan saja lebih aman dan praktis pakai dropbox. Kecuali memang tujuannya utk pura2 ditemukan https://t.co/TfpVQ3zPqL— #99 (@PartaiSocmed) March 7, 2019
2. Ini pun tak membuktikan apapun. Bisa saja ini justru akun bikinan kalian sendiri. Tidak serta merta bisa dijadikan kesimpulan. https://t.co/LsDAwbm14d
— #99 (@PartaiSocmed) March 7, 2019
3. Ini yg disebut "jump to conclusion". Hanya karena di follow oleh beberapa akun kepolisian lantas kamu simpulkan itu akun buzzer kepolisian? Entah kamu polos atau nyabu..
Akun kami saling follow dgn akun Gerindra apakah berarti kami juga buzzer Gerindra? https://t.co/oBAnxnWbou— #99 (@PartaiSocmed) March 7, 2019
Data? Nyoh mamam nih data!
IP-nya tidak aktif. Tidak bisa di ping apalagi di scan.Jika benar polri tidak buka port itu, lantas kenapa ada aplikasi yang melakukan request kesitu? dan untuk apa? Untuk fitnah? pic.twitter.com/bv1dJwIHPL
— #99 (@PartaiSocmed) March 7, 2019
Itu pun bukan rahasia umum dan tetap tidak membuktikan apapun. Semua sudah tahu developernya, dia orang Padang.
Nyoh!"1371110201950008","1371112705080055","LUCGU QOLFIERA MUHAMMAD","1","1996-01-02","PADANG","1","0","KOMP KHARISMATAMA PERMAI BLOK D-15","15","1","-" https://t.co/mQF75lyjhU
— #99 (@PartaiSocmed) March 7, 2019
Nah, ini memang yg menarik.
Ketika ramai hoax kasus Stanley Greenberg modus serupa juga kalian lakukan.
Kalian edit wikipedia agar ada tulisan bhw Stan Greenberg adalah konsultan Jokowi, lalu dihapus. Setelah itu kalian tuduh pihak lawan yg hapus tulisan itu. Sinetron ketebak https://t.co/oQMssgLFXI— #99 (@PartaiSocmed) March 7, 2019
Info grafismu ini memaksakan sebagian informasi untuk membuat sebuah kesimpulan bias.
Memang benar ada request ke IP Polri dan dalam Apk-nya juga ada IP tersebut tapi port yang di request itu tertutup (3080).
Artinya bisa saja IP Polri sengaja dipasang cuma untuk tujuan fitnah https://t.co/ZnMoSADjFn— #99 (@PartaiSocmed) March 7, 2019
Kenapa APK yg dia buat destinasinya IP nya ke Polri?
Jawab: Karena agar kalian bisa memfitnah Polri tidak netral. Kan pihak kalian yg sejak Januari lalu gencarkan hestek #WasitRasaTimses ? Lupa? https://t.co/axtMbS13wI
— #99 (@PartaiSocmed) March 7, 2019
Edit IP destination di APK itu mudah, mau tujuan ke FBI/CIA jg bisa.
Yg penting reply server dlm bentuk apa?
Kalau cuma sekedar ping doang ya percuma buat APK, pake cmd aja🤣🤣🤣— #AllianceRum&Muslim (@sayme_Jo) March 7, 2019
Oya, pak Polisi jika ingin tahu siapa dibalik akun penyebar hoax tersebut silakan panggil saja Mustofa Nahra untuk ngopi2 di mabes. Dia kenal dan 'barusan menghubungi' admin akun tsb. @bareskrim2018 @DivHumas_Polri @CCICPolri pic.twitter.com/Ha2x71sZfV
— #99 (@PartaiSocmed) March 8, 2019
Hahaha @AkunTofa ternyata satu tim sama @opposite6890
Botak keceplosan habis telp2 sama opposite
Ayo pak polisi @CCICPolri serok lah penyebar hoax
Detik2 awal si Babi Botak ngomong habis telp-telpan.
– Itu yang punya siapa?
– Ada tadi baru saya saya hubungi…
Eaaaaa pic.twitter.com/b6FAuwoDQ4— Arya Baruna (@Suara_Bawah) March 8, 2019
Sumber Berita Momen Mustafa Nahra Keceplosan Sebut Hubungi Admin @opposite6890 yang Fitnah Polri: Viva.co.id, Tribunnews.com