Tanggapi Aksi Bela Rohingya, Jokowi: Cuma Kecaman Tak Akan Selesaikan Persoalan
Presiden Joko Widodo mengatakan sekadar kecaman dan pernyataan keras tak akan mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi etnis Rohingya di Rakhine State, Myanmar. Dia menegaskan perlu ada aksi nyata, yakni dengan mengirimkan bantuan.
Jokowi mengatakan pemerintah Myanmar dan Bangladesh memberi ruang bagi Indonesia untuk menyalurkan bantuan bagi etnis Rohingya di Rakhine State. Hasilnya, sebuah sekolah di Rakhine State telah berhasil dibangun pemerintah Indonesia.
“Dan kita insyaallah akan mendirikan rumah sakit di Rakhine State, RS terbesar di sana,” kata Jokowi saat mengundang para ulama dan pimpinan pondok pesantren di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (13/9/2017).
Menurutnya, sekadar kecaman dan pernyataan keras tak akan menyelesaikan persoalan yang dihadapi etnis Rohingya tersebut. Rohingya membutuhkan bantuan nyata.
“Karena itu sebetulnya yang dibutuhkan. Bukan kecaman-kecaman atau pernyataan-pernyataan yang keras, tidak menyelesaikan masalah. Alhamdulillah hanya pemerintah Indonesia yang diberikan ruang untuk bisa masuk ke lokasi kejadian di Myanmar itu,” katanya.
Massa Aksi Bela Rohingya 169
Rupanya nasihat Jokowi untuk membantu rohingya dengan aksi nyata berupa bantuan, baik logistik maupun pembangunan seperti Rumah Sakit di Rakhine , Myanmar, ini tidak didengarkan oleh para peserta Aksi Bela Rohingya 169 yang dilakukan hari ini.
Aksi bela Rohingya yang digagas oleh PKS dan sejumlah ormas Islam ini digelar di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Sabtu (16/9).
Tampak hadir dalam aksi, Presiden PKS Sohibul Iman, anggota DPR Sukamta, Ketua DPW Jawa Barat, Ahmad Syaikhu, dan politikus Surahman Hidayat.
Aksi juga diisi beberapa orasi. Salah satunya dari Ketua Presidium Alumni 212, Slamet Maarif.
Dalam orasinya, Slamet menyampaikan, selain untuk menunjukkan dukungan kepada etnis Rohingya di Myanmar, aksi ini merupakan ajang alumni bagi para peserta aksi 212.
“Hari ini Allah persatukan kita kembali, hari ini Rohingya persatukan kita. Patut kita bersyukur bahwa hari ini jadi ajang reuni alumni 212,” ujar Slamet saat menyampaikan orasi di panggung dekat Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Sabtu (16/9).
Slamet menyampaikan keprihatiannya bahwa aksi pembantaian kepada etnis Rohingya sampai saat ini belum dihentikan. Sebagai sesama muslim, maka penderitaan Rohingya adalah penderitaan umat Islam.
“Kampung desa yang ditinggalkan, ditanamkan ranjau. Sehingga saat kembali, ada pembantaian luar biasa. Sesama muslim adalah saudara kami, saudara seperti tubuh. Derita mereka, derita kami,” ujarnya.
Ia mengimbau kepada seluruh peserta aksi untuk merapatkan barisan, berupaya dari segala lini untuk menghentikan segala pembantaian yang ada.
Slamet juga meminta pemerintah untuk memutus hubungan diplomatik dengan Myanmar. Tak hanya itu, ia menyerukan peserta aksi untuk angkat senjata membela etnis Rohingya.
“Tolong pemerintah hentikan hubungan diplomatik dengan Myanmar. Desak PBB kirim pasukan perdamaian. Kalau pemerintah tak punya kemampuan, ayo kita turun, sama-sama angkat senjata berangkat ke Myanmar bersama-sama,” tuturnya.
Ketum Gerindra Prabowo Subianto juga ikut Aksi ini, Dia langsung naik ke panggung massa aksi.
Prabowo naik panggung massa aksi sekitar pukul 11.00 WIB, Sabtu (16/9/2017). Prabowo disambut oleh Presiden PKS Sohibul Iman yang didampingi oleh kadernya yang juga Wakil Wali Kota Bekasi dan bakal cawagub di Pilgub Jabar, Ahmad Syaikhu.
Prabowo langsung duduk di panggung dan mendengarkan orasi-orasi. Dia juga sempat mendapat sambutan dari massa aksi.
“Kita kedatangan mantan Jenderal Kopassus, Pak Prabowo. Takbir!” kata salah seorang orator.
Massa aksi pun langsung meneriakkan takbir. Tak lama kemudian politikus PAN Amien Rais tiba saat Prabowo berorasi.
Baca juga : Presiden Jokowi Dukung Upaya Pemberantasan Korupsi oleh KPK
Sumber berita Tanggapi Aksi Bela Rohingya, Jokowi: Cuma Kecaman Tak Akan Selesaikan Persoalan : kumparan , detik