Akun Twitter Divisi Humas Polri Tuding Ada Aktivitas Ilegal Terkait Heboh Cuit Dukungan Prabowo-Anies

Akun Twitter Divisi Humas Polri Tuding Ada Aktivitas Ilegal Terkait Heboh Cuit Dukungan Prabowo-Anies

Akun Twitter Divisi Humas Polri Tuding Ada Aktivitas Ilegal Terkait Heboh Cuit Dukungan Prabowo-Anies

Cuitan dukungan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan di Pemilihan Presiden 2019 menjadi sorotan akun Tiwtter resmi Divisi Humas Polri.

Pengelola akun Twitter Divisi Humas Polri memastikan ciutan tersebut bukan berasal dari Divisi Humas Mabes Polri. Penelusuran tim pengelola akun Twitter Divisi Humas Polri menyebut, ciutan itu berasal dari aktivitas ilegal.

“(KLARIFIKASI) Selamat pagi, Mitra Humas. Kami akan melakukan klarifikasi tweet kami beberapa menit lalu. Bisa dipastikan bahwa tweet tsb adalah BUKAN TWEET RESMI DARI KAMI. . Setelah kami melakukan pengecekan mendalam, terdapat aktivitas ilegal yg dilakukan pada akun resmi kami,” tulisnya.

Tidak disebut apa yang disebut aktivitas ilegal perihal ciutan dukungan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Pengelola akun Twitter Divisi Humas Polri hanya menulis mereka akan mencari tahu sosok pengunggah ciutan ilegal tersebut.

“Kami akan segera menelusuri pihak yang bertanggung jawab terhadap tweet tersebut. . Setiap tweet atau postingan resmi dari kami selalu terdapat tanda resmi Divisi Humas Polri. Serta informasi resmi dari kami hanya dipublikasi melalui website resmi Polri” tulisnya

Kemudian, akun tersebut juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan postingan yang tidak resmi.

“Diimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan postingan yang tidak resmi selain dari kami. Terima kasih, Mitra Humas. Selamat berakhir pekan,” tulisnya.

Sebelumnya, akun Twitter resmi Divisi Humas Polri memosting berita tentang dukungan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan di Pilpres 2019.

“Survei ALvara: 60 Persen Publik Setuju Prabowo-Anies Maju di Pilpres 2019,” unggah pengelola akun Twitter Humas Polri.

Tak lama kemudian, akun Twitter Divisi Humas Polri mengklarifikasi ciutan tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Alvara Research Center membuat survei politik tentang Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Alvara menyebutkan, ada enam sosok yang dianggap layak mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden 2019.

CEO Alvara, Hasanuddin Ali mengatakan Alvara Research Center melakukan survei nasional yang melibatkan 2.203 responden. Riset dengan pendekatan kuantitatif. Survei dilakukan untuk menilik sosok Calon Wakil Presiden yang potensial mendampingi Prabowo.

Terdapat beberapa nama yang muncul dari hasil survei, yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, dan Agus Harimurti Yudhoyono

“Publik setuju Prabowo berpasangan dengan Anies 60 persen, dengan Muhaimin 59,4 persen, dan AHY 56,3 persen,” ujar Hasanuddin di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/2/2018).

Terdapat tiga nama lain, yang berada di Anies, Muhaimin, dan AHY. Mereka di antaranya mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan, dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.

“Prabowo-Gatot dengan 55,2 persen, dengan Zulkifli 48,6 persen dan Tito 46,7 persen,” ujar Hasanuddin.

Pasangan Capres-Cawapres dengan kombinasi latar belakang Sipil-Militer banyak disetujui masyarakat dengan 93,2 persen. Selain itu, kombinasi Nasionalis-Islam juga banyak disetujui masyarakat dengan 89,9 persen.

Menurut survei Alvara, Agus Harimurti Yudhoyono 17,2 persen, Gatot Nurmantyo 15,2 persen, Jusuf Kalla 13,1 persen, Anies Baswedan 9,3 persen, dan Muhaimin Iskandar 8,9 persen adalah lima tokoh yang dianggap paling cocok menjadi Cawapres pada Pilpres 2019 mendatang.

Survei dilaksanakan dari tanggal 17 Januari hingga 7 Februari 2018. Metode sampling yang digunakan dalam riset ini adalah multi-stage random sampling, dengan margin of error sebesar 2 persen.

Sampel diambil di seluruh Indonesia dengan jumlah sampel tiap provinsi proporsional terhadap jumlah penduduk sesuai data Badan Pusat Statistik Indonesia.

Mayoritas responden tinggal di rural 46 persen, dan urban 54 persen. Responden seimbang antara laki-laki 50,4 persen, perempuan 50,6 persen.

Kemudian mayoritas dari generasi millenial 50,5 persen. Berdasarkan epndidikan, mayoritas responden berpendidikan SMA 53,9 persen dan SMP 18,4 persen.

Mayoritas responden beragama Islam 92 persen, dari suku Jawa 40,3 persen, Sunda 14,9 persen, dan Melayu 6,3 persen.

Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo baru saja ditetapkan menjadi calon presiden periode 2019-2024 oleh PDI Perjuangan dalam Rakernas III di Hotel Grand Inna Beach Bali, Denpasar, Jumat (23/2/2018).

Jokowi menjelaskan, keputusan calon presiden telah ditetapkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan hak prerogatifnya yang diberikan pada kongres partai.

“Secara pribadi saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan, tepilih dengan tema Rakernas III adalah pola pembangunan berdikari untuk Indonesia Raya,” ujar Jokowi‎ seusai pemberian sertifikat di Pura Dalem Sakenan Serangan, Denpasar, Jumat (23/2/2018).

Menurut Jokowi, semangat berdikari tersebut terutama dalam hal pangan, energi, pertahanan, dan keuangan.

Menurutnya PDIP di bawah kepemimpinan Megawati menjadikan partai yang solid, mengakar, pancasilais, karena semangat gotong royong.

“‎Itulah yang saya yakin pemerintahan ke depan akan lebih sabil, lebih efektif, karena dukungan partai-partai‎ yang menyatu dengan dukungan rakyat,” ujar Jokowi.

Rahasiakan Calon Wakil Presiden

Meski sudah ditetapkan sebagai capres 2019, Jokowi hingga saat ini masih merahasiakan cawapres yang pantas mendampinginya dalam Pilpres 2019.

“Ya ada di sini (sembari menunjuk kepalanya sendiri),” ucap Jokowi.

Jokowi mengatakan, pemilihan calon wakil presiden masih membutuhkan waktu yang lama, karena harus dibicarakan secara bersama-sama oleh partai pendukung dalam mencapai kesepakatan.

“Belum, masih panjang, ‎nanti setelah berbicara dengan semua partai-partai yang ada, baru saya sampaikan,” kata Jokowi.

Mantan Walikota Solo itu telah mendapatkan dukungan dari beberapa partai politik untuk maju kembali dalam pertarungan Pilpres 2019.

Partai tersebut yaitu Partai NasDem, Partai Golkar, Partai Perindo, dan Partai Solideritas Indonesia (‎PSI).

Pada Pilpres 2014, Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla di usung oleh PDIP, PKB, Partai NasDem, Partai Hanura, dan PKPI.

 

 

Sumber Berita Akun Twitter Divisi Humas Polri Tuding Ada Aktivitas Ilegal Terkait Heboh Cuit Dukungan Prabowo-Anies : Tribunnews.com