Nolak Imunisasi Pakai Alasan Haram, Difteri di Banten Jadi 114 Kasus
Wabah difteri yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphteria di Banten terus meningkat. Hari ini saja, total pasien yang terjangkit bakteri ini menjadi 114 se-Banten di 2017.
Di RSUD Kota Tangerang, saat ini terdapat 9 pasien yang dirawat di ruang isolasi. Di RSUD Tangerang sebanyak 11 pasien, RS Hermina Bitung 3 pasien, RS Drajat Prawiranegara Serang 4 orang, RSUD Banten 8 pasien, dan RSUD Pandeglang 3 pasien.
Kepala Dinas Kesehatan Banten, Sigit Wardojo mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengawasan terkait mewabahnya difteri di Banten. Begitu ada data korban masuk, Dinkes menurutnya langsung melakukan penyelidikan epidemologi. Baik itu keluarga sampai lingkungan sekitar.
“Penderita kita masukan ke isolasi, lakukan pengobatan standar, berikan antiobitok dan serum anti difteri,” kata Sigit kepada wartawan di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten, Kota Serang, Rabu (20/12/2017).
Sigit menambahkan, saat ini ketersediaan anti difteri serum (ADS) di Banten masih mencukupi untuk menangani pasien difteri. Serum tersebut menurutnya dihibahkan Kementerian Kesehatan untuk daerah yang warganya terjangkit difteri.
Karena Banten sudah dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB), Sigit mengatakan pihaknya menunggu pemerintah untuk mengeluarkan dana tak terduga untuk operasional imunisasi. Itu digunakan untuk keperluan operasional ORI atau outbreak response immunization.
“Total 3 juta vaksin untuk satu putaran, 3 juta lagi untuk satu bulan kemudian. Pada 6 bulan kemudian kita ulangi lagi (vaksin),” katanya.
Sebetulnya, Sigit mengatakan, Dinas Kesehatan sudah menyadari adanya wabah difteri semenjak tahun 2016. Saat itu, ada 17 kasus difteri di Banten yang dilaporkan.
“Kita tahu ada kasus, kita sudah waspada,” katanya.
5 Pasien Terduga Difteri Dirawat di RSUP Medan, 3 Diantaranya Anak
Difteri di Medan
Sebanyak 5 pasien diduga mengalami difteri dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan, Sumatera Utara (Sumut). 3 diantara pasien itu yakni anak-anak dan dua lainnya dewasa.
“Saat ini kita sedang menangani 5 pasien dengan sangkaan difteri, tiga nya anak-anak dan duanya dewasa,” kata dokter spesialis anak, Ayodhia Pitaloka Pasaribu.
Ketiga pasien anak-anak itu yakni seorang wanita inisial N (15) asal Kisaran dan dua laki-laki inisial S (12) asal Dolok Sanggul dan M (7) asal Medan. Sementara, dua pasien dewasa asal Deli Serdang yakni seorang laki-laki inisial R (19) dan wanita inisial D (24).
Kelima pasien ini masuk pada waktu yang berbeda, mulai dari 11-19 Desember 2017. Para pasien itu hingga kini masih dalam perawatan.
“Sebelumnya itu anak-anak dua orang (N dan S), dan hasilnya sudah ada, sejauh ini hasilnya dinyatakan negatif untuk keduanya. Untuk yang lainnya masih menunggu (pemeriksaan),” ujar Ayodhia.
“Untuk mengatasi difteri, imbauan kita adalah melakukan imunisasi lengkap,” sambungnya.
Dalam hal ini, Ayodhia menjelaskan pihaknya bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Sumatera Utara. Ia menyebut, kondisi keseluruhan pasien dalam keadaan baik.
“Pasien yang masuk (mengeluhkan) nyeri menelan, demam, selaput putih di amandelnya,” tukasnya.
Sumber Berita Nolak Imunisasi Pakai Alasan Haram, Difteri di Banten Jadi 114 Kasus : Detik.com