BKIPM: Ikan Nila Terjangkit TiLV Tak Berbahaya Dikonsumsi Manusia

BKIPM: Ikan Nila Terjangkit TiLV Tak Berbahaya Dikonsumsi Manusia

BKIPM: Ikan Nila Terjangkit TiLV Tak Berbahaya Dikonsumsi Manusia

Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan, ikan nila yang diduga positif terjangkit Tilapia Virus Lake (TiLV) tidak menimbulkan akibat buruk pada kesehatan jika dikonsumsi.

Kepala Bidang Pengkajian dan Manajemen Resiko BKIPM, Sugeng Sudiarto, menyatakan hal tersebut berdasarkan beberapa jurnal yang telah ditelaah. Jurnal-jurnal itu sendiri merupakan hasil penelitian para pakar dari berbagai negara terhadap ikan nila yang telah terjangkit TiLV di Israel, Ekuador, dan Thailand.

“Kalau tentang bahayanya jika dikonsumsi, kami belum menemukan jurnal yang membahas itu,” Sugeng saat diwawancara CNNIndonesia.com di kantornya, Jakarta, Selasa (4/7).

Hal senada diutarakan oleh Kepala Bidang Operasi Karantina dan Keamanan Hayati BKIPM, Heri Yuwono. Dia menambahkan, ada penyakit ikan yang dapat menimbulkan dampak buruk kepada manusia dan ikan lainnya. Ada pula penyakit yang hanya menimbulkan penyakit kepada ikan lain saja.

“TiLV ini hanya menyebabkan sakit kepada ikan saja, tidak kepada manusia,” kata Heri di kantornya, Jakarta.

Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu KKP menyatakan ikan nila yang terjangkit Tilapia Virus Lake (TiLV) tak menimbulkan akibat buruk jika dikonsumsi. (Ilustrasi ikan nila. (REUTERS/Paulo Whitaker)

Heri menjelaskan faktor lain yang bisa mengikis potensi bahaya ikan nila jika dikonsumsi, yaitu cara masyarakat mengonsumsi ikan pada umumnya.

“Apalagi kita makannya kan sudah digoreng atau sudah dimasak. Potensinya bahayanya juga menurun,” imbuh Heri.

Meski demikian, Pihak BKIPM tetap menganggap penting penyakit TiLV. Mereka menekankan, akibat buruk yang paling terasa dampaknya adalah di bidang budidaya ikan nila. Mereka berpendapat demikian karena produksi ikan nila di Indonesia begitu besar setiap tahunnya.

“Ancamannya saat ini yang jelas kepada budidaya ikan, karena produksi (ikan) nila kita kan cukup lumayan,” kata Feri.

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengimbau kepada para pembudidaya ikan nila dan mujair untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit yang disebabkan oleh TiLV.

KKP menganggap itu penting karena ada negara di Asia Tenggara yang terjangkit virus tersebut, yaitu Thailand. Terlebih, Indonesia termasuk negara pengimpor benih ikan nila dari negara tersebut.

KKP terus memonitor dan mencermati perkembangan penyebaran penyakit Tilapia Lake Virus yang sudah mulai mendekat ke Indonesia. Berbagai langkah pencegahan telah dilakukan pemerintah,” tutur Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya KKP, Slamet Soebjakto, di Jakarta, Senin (3/7) seperti dilansir dari Antara.

Selain itu, Slamet juga menjelaskan KKP bakal melakukan pengetatan terhadap impor induk, calon induk, mau pun benih ikan yang rentan terkena TiLV dari luar negeri. Khususnya dari negara-negara yang sudah terjangkit TiLV, seperti Thailand, Israel, Mesir, Ekuador, dan Kolombia.

KKP juga melalui Badan Karantina dan Pengendalian Mutu (BKIPM) bakal melakukan pengujian benih ikan nila dan mujair yang siap dikonsumsi.

Peninjaun itu untuk melihat ciri-ciri penyakit Tilapia Virus Lake (TiLV) pada benih ikan.

Jika ditemukan indikasi terjangkit TiLV, ikan tidak akan diperbolehkan dijual.

 

Baca juga : Ini Kata-kata Kaesang di Vlog yang Dianggap Menodai Agama oleh Hidayat

 

 

Sumber berita BKIPM: Ikan Nila Terjangkit TiLV Tak Berbahaya Dikonsumsi Manusia : cnn indonesia