Bowo Sidik Sebut Nusron Wahid yang Perintah Siapkan 400 Ribu Amplop
Anggota Komisi VI DPR Bowo Sidik Pangarso menyeret nama politikus Golkar Nusron Wahid terkait amplop ‘serangan fajar’ yang diduga uang dari hasil suap dan gratifikasi. Bowo menuding bahwa amplop itu disiapkan atas instruksi Nusron.
“Saya diminta oleh partai untuk menyiapkan 400 ribu (amplop). Pak Nusron Wahid meminta saya untuk menyiapkan 400 ribu (Amplop),” kata Bowo usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (9/4).
Hal yang sama disampaikan pengacara Bowo, Saut Edward Rajagukguk. Menurut dia, kliennya sudah menyampaikan keterangan itu kepada penyidik di dalam pemeriksaan.
“Amplop mau dibagi ke Jawa Tengah atas perintah pimpinan dia (Bowo) Pak Nusron Wahid. Pimpinan di pemenangan pemilu, (Korbid) Bappilu Jateng Kalimantan. Ini langsung disampaikan Bowo ke penyidik,” ujar Saut.
Menurut Saut Edward, menuturkan bahwa perintah tersebut dimaksudkan agar Nusron dan Bowo dapat meraup suara dalam pemilu 17 April mendatang. Diketahui Nusron tergabung dalam daerah pemilihan yang sama dengan Bowo di Jawa Tengah 2 yang meliputi Kabupaten Demak, Jepara, dan Kudus.
“Supaya banyak yang memilih mereka berdua. Karena di dapil yang sama,” ucap Saut.
Disinggung terkait cap jempol yang terdapat dalam setiap amplop, Saut pun menjawab. Menurutnya, hal itu hanyalah simbol untuk memastikan amplop diterima langsung nantinya oleh para pemilih.
“Cap jempol memang dibuat karena supaya tahu bahwa amplop ini sampai atau ndak nanti. Sebagai tanda saja. Mereka punya pengalaman bahwa amplop itu tidak disampaikan kepada yang bersangkutan. Nah untuk menghindari itu dibuat tanda cap jempol,” kata Saut.
Dihubungi terpisah, Nusron Wahid tegas membantah tudingan tersebut. Menurutnya, ia sama sekali tak pernah menyuruh seseorang untuk melakukan korupsi.
“Astagfirullohaladzim, saya tidak pernah menyuruh orang untuk korupsi apalagi nyari duit, saya tidak pernah ada hubungan dengan uang,” ujar dia.
Mengenai sejumlah amplop yang menurut kabar telah disiapkan untuk Nusron, ia menegaskan dapat membuktikan bahwa tudingan itu tak tepat diarahkan kepadanya.
“Pokoknya saya tidak pernah main begituan, bisa dibuktikan, saya tidak pernah main begituan dan saya tidak pernah nyuruh orang begitu,” ucapnya.
Bowo terjerat dalam operasi tangkap tangan (OTT) karena diduga menerima suap Rp 89,4 juta dari Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia, Asty Winasti. Uang tersebut diberikan melalui orang kepercayaan Bowo, Indung. Ketiganya sudah dijerat sebagai tersangka.
Dari pengembangan awal, KPK kemudian menemukan uang senilai Rp 8 miliar dalam 400 ribu amplop. Uang dalam pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu itu diduga akan dipakai untuk ‘Serangan Fajar’.
KPK menduga uang itu dari hasil suap dan gratifikasi yang diterima Bowo.
Baca juga : Serangan Fajar Tak Berhenti di Bowo, Korupsi Libatkan Politisi Selalu Berulang
Sumber berita Bowo Sidik Sebut Nusron Wahid yang Perintah Siapkan 400 Ribu Amplop : kumparan
Yusril Tunggu Arahan Jokowi Pidanakan Amplop Saksi Palsu Prabowo-Sandi Kuasa hukum paslon 01 Joko Widodo…
Saksi Prabowo Diduga Berbohong, Putri Gus Mus Sebut Bisa Kena Pasal Pidana kan? Beti Kristina…
Polda Jabar Tangkap Ustaz Rahmat Baequni Terkait Sebar Hoaks Petugas KPPS Diracun Ustaz Rahmat Baequni…
Ahok Balas Anies Baswedan soal Penerbitan IMB Pulau Reklamasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut…
Hakim MK Minta Bukti DPT Invalid 17,5 Juta, Tim Prabowo-Sandi Minta Waktu Hakim Mahkamah Konstitusi…
Alasan Anies Baswedan Tak Cabut Pergub Reklamasi Ahok Mesti Anggap Tak Lazim Gubernur DKI Jakarta…
This website uses cookies.