Cegah Khotbah Provokatif, MUI akan Keluarkan Pedoman Dakwah

Cegah Khotbah Provokatif, MUI akan Keluarkan Pedoman Dakwah

Cegah Khotbah Provokatif, MUI akan Keluarkan Pedoman Dakwah

Isi khotbah Idul Adha di Podok Gede, Jakarta Timur sempat mejadi sorotan karena dianggap provokatif. Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menindak lanjuti jika isu khotbah itu menjadi polemik di masyarakat.

“Kita kan belum ada yang laporkan, belum ada yang minta bimbingan ke kita. Kalau memang nanti menjadi polemik di masyarakat dan minta ditangai oleh MUI, ya kita memberi nasehat dan diluruskan juga akan ditindak lanjuti,” ujar Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat KH Cholil Nafis, Jumat (1/9/2017) malam,

Cholil menjelaskan khotbah seharusnya memberi nasihat agar masyarakat tersadarkan. Juga tidak diperbolehkan memaki, menjelekkan bahkan merendahkan kelompok lain.

“Syarat rukunnya khotbah itukan sebagaimana dalam Islam dia memuji Allah SWT, Hamdalah, di dalamanya ada tausiyah ada bacaan Alquran ada salawat dan doa. Improvisasi memberi nasihat itu diserahkan kepada khotibnya. Namanya memberi nasihat adalah arah di mana masyarakat disadarkan,” jelasnya.

Buku khotbah Idul Adha di Pondok Gede (dok. Twitter @myusufmusa)

Lebih lanjut, ia mengatakan, kalaupun ada kritik sampaikanlah yang membangun. Jangan menyampaikan sesuatu yang belum pasti atau fitnah.

“Mungkin saya perlu melihat langsung apakah itu dibilang provokasi atau tidak, yang jelas khotbah itu harus memperhatikan hal-hal yang membina masyarakat, membimbing masyarakat, mengarahkan masyarakat menjadi lebih baik,” ucapnya.

Ke depan, MUI sedang membahas tentang aturan dan kualifikasi orang yang akan menjadi khatib. Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi khotbah yang provokatif.

“KIta sedang koordinasi dengan Kemenag untuk memberi aturan orang yang menjadi khatib itu ada kualifikasi tertentu. Insyaallah masih di tahun ini,” ucapnya.

Dalam waktu dekat, Cholil menuturkan, MUI akan mengeluarkan pedoman dakwah. Ini dibuat setelah ada keputusan dari pertemuan para pendakwah atau disebut dai.

“Insyaallah minggu depan,” imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan pemilik akun Twitter @myusufmusa pada Jumat (1/9/2017) mengunggah isi khotbah salat Idul Adha di Pondok Gede, Jakarta Timur. Isi dalam khotbah tersebut dianggap provokatif, dalam cuitan tersebut me-mention Presiden Joko Widodo dan Menag Lukman Hakim Saifuddin.

Isi khotbah yang menjadi sorotan itu soal perbandingan laju pertumbuhan ekonomi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Jokowi. Laju pertumbuhan, dituliskan dalam isi khotbah, menurun dari angka 6,53% (2012) menjadi 5,11% (2015).

Tak hanya secara nasional, khotbah tersebut juga menyinggung soal jumlah ekspor, serapan pendapatan daerah, dan realisasi anggaran di DKI Jakarta dari zaman Fauzi Bowo (Foke) hingga dipimpin Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Salah satu data yang dipaparkan adalah indeks pertumbuhan pembangunan yang menurun dari 6,73% (2011), 6,11% (2013), hingga 5,11% (2015).

Khotbah itu turut menyinggung kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty). Kebijakan tersebut dinilai telah merugikan masyarakat.

Ada pula pembahasan soal partai Islam di khotbah tersebut. Dalam teks, disebutkan bahwa partai-partai Islam jauh terpuruk dibanding sebelumnya.

Dari halaman depan teks, diketahui bahwa khotbah itu disampaikan oleh Khaidir Sulaiman di Masjid Al-Muta’alimin, Pondok Gede, Jakarta Timur. Saat dimintai konfirmasi, Khaidir membenarkan isi khotbah tersebut saat salat id tadi pagi. Dia menyampaikan khotbah tersebut sesuai dengan teks.

Khaidir menepis anggapan bahwa isi khotbah yang disampaikan berbau politis. Ia meminta maaf jika isi khotbahnya menyinggung perasaan.

“Jadi mohon maaf dan mohon disampaikan pada teman-teman yang tidak paham dengan isi khotbah saya. Isi khotbah saya tidak bermuatan politik dan tidak bermaksud untuk mendiskreditkan dan hanya komparasi saja. Setiap orang kalau diberikan komparasi kan tersentak,” ujar Khaidir.

 

Baca juga : Khotbah Idul Adha Khatib Pondok Gede Jadi Sorotan

 

 

Sumber berita Cegah Khotbah Provokatif, MUI akan Keluarkan Pedoman Dakwah : detik