FITNAH FAHRI HAMZAH KEPADA AHOK. Ahok tak hentinya menerima hantaman dalam kehidupannya. Setelah meghadapi kaum bersorban yang menuntut pengusutan kasus dugaan penistaan agama yang mana Ahok pernah menyinggung surah Al Maidah 51, Ahok mendapat hantaman yang berupa pengajuan hak angket atas dugaan penyadapan yang dinisiasi oleh SBY selaku ketua Partai Demokrat dimungkinkan juga ingin menjatuhkan Ahok.serangan dari Fahri Hamzah.
Selain itu, berkenaan dengan posisi Ahok sebagai Gubernur aktif DKI Jakarta setelah kembali dari cuti kampanye, banyak pihak yang mendesak pencopotan Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta karena berstatus terdakwa.
Berkaitan dengan perolehan suara Ahok-Djarot di putaran pertama Pilkada DKI Jakarta yang unggul dari Agus-Sylvi dan Anies-Sandi, kini juga menui kontra bagi orang-orang yang anti dengan Ahok. Kini giliran Fahri Hamzah selaku politisi PKS juga berusaha menyuarakan pendapat yang bernada ingin menurunkan posisi Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Fahri menilai posisi Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta yang berpotensi masuk dalam putaran ke dua pilkada DKI Jakarta tersebut tidaklah baik. Sehingga Ahok harus mundur dari Gubernur. Fahri menilai Ahok mengguakan fasilitas Gubernurnya dalam meraih suara di putaran kedua mendatang. Fahri mengatakan bahwa saat ini Ahok menngkoordinir lurah, camat, sampai RT dan RW.
Berikut ini ungkapan-ungkapan Fahri yang ditujukan kepada Ahok dan bernada permintaan penurunan Ahok dari Gubernur DKI Jakarta.
“Harusnya ini dia (Ahok) lepas (jabatan Gubernur DKI) supaya pertandingan ini menjadi fair,”
“Saban hari ke kantor di walikota dengan back up dari aparatur negara, pakai mobil dari negara, ajudan negara, staf dari negara,”
“Itu tidak fair bagi satu kompetisi dan tidak baik bagi dia juga karena dia dalam status sebagai terdakwa,”
Menurut saya, secara tidak langsung Fahri menuduh Ahok menggunakan segala fasilitasnya (fisik dan non fisik) sebagai Ggubernur untuk mendulang suara di pilkada putaran ke dua. Tuduhan ini benar-benar tak ada buktinya. Bagi golongan yang mengecam tindakan fitnah, kini malah memfitnah. Sungguh kenyataan yang ironis sekali.
Logikanya, wajar dong kalau Gubernur mengumpulkan lurah, camat dan RT maupun RW. Siapa tahu mau dikasih 1 Milyar hahaha.
Sebagai pejabat tentu perlu koordinasi dengan wakil-wakil dari berbagai jenjang wilayah. Koordinasi langsung sangat dibutuhkan agar informasi cepat sampai pada tingkat yang paling rendah. Jika hanya bupati dan camat saja yang diundang, tentu penyampaian informasi ke bawahnya memerlukan waktu yang relatif lebih lama. Namun jika semua perwakilan di undang, maka semua mendapat informasi yang sama dan lebih efisien dari segi waktu.
Entah mengapa saya menilai bahwa Fahri terlalu curiga dan berpikir negatif terhadap Ahok. Bagaimana bisa pertemuan orang tertinggi dengan pemimpin-pemimpin wilayah yang dipimpinnya sendiri kok dicurigai. Ketakutan Fahri akan kekalahan jagoannya di putaran kedua nampaknya membuat ia tak berpikir secara rasional.
Ya suka suka Ahok dong, itukah fasilitas yang berhak ia gunakan karena Ahok telah bekerja jujur dan keras untuk Jakarta. Sayang kalau tidak digunakan to? Kok sewot! Aneh!
Mungkin kalau fasilitas itu digunakan untuk kampanye, barulah Fahri boleh koar-koar kalau itu tidak fair. Padahal dalam putaran kedua ini tidak ada kampanye. Heheh Jadi apa yang perlu dikhawatirkan jika Ahok tetap mengikuti putaran kedua dan sekaligus menjadi Gubernur DKI? Jakarta masih butuh Ahok-Djarot kok untuk menghilangkan banjir (sambil nyindir Anies).
Mungkin saja kasus berbau agama yang digunakan untuk melengserkan Ahok sudah mulai tidak mempan, sehingga Fahri menggunakan alasan-asalan yang tidak masuk akal lain.
Fitnah satu saja tidak terbukti kok sudah bikin fitnah-fitnah yang lain. Ahok-Djarot tetap juara kalau masalah megurus Jakarta. Mending bantu Anies-Sandi ngurus ke Bank Indonesia masalah rumah tanpa DP dan tanpa bunga deh dari pada bikin fitnah keji seperti itu. Gemes gemes sebel sendiri nih jadinya sama si Fahri ini.
Sumber : https://seword.com/umum/fitnah-fahri-hamzah-kepada-ahok/