Nasional

Heboh Soal Beredar Surat Mirwan Amir Untuk Pemred MetroTV Agar Fitnah SBY, Ternyata…

Heboh Soal Beredar Surat Mirwan Amir Untuk Pemred MetroTV Agar Fitnah SBY, Ternyata…

Siang tadi beredar informasi ini melaui WAG, silahkan menilai apakah info ini benar?

Kepada Yth
Rimpinan Redaksi METRO TV dan Media Indonesia

Pertama-tama saya mohon maaf, tidak bisa memenuhi permintaan wawancara apalagi hadir di studio dengan tema wawancara soal keterlibatan SBY dan E KTP.

Kondisi saat ini tidak memungkinkan, keluarga saya alami stress berat bahkan terpaksa setahun terakhir saya ungsikan ke australia.

Namun saya akan klarifikasi saja apa yang sebenernya terjadi dalam persidangan 25 Januari 2018 lalu.

Menurut saya, Saat ini terjadi kesimpangsiuran berita persidangan kasus E KTP antara keterangan saya di ruang pengadilan dan keterangan Firman Wijaya luar sidang di pengadilan 25 Januari lalu. Berikut klarifikasi saya:

Saat ditanya Saudara Firman Wijaya tentang apakah saya tahu tentang Projek E KTP, saya menjawab tidak tahu. Karena saya memang tidak tahu seperti yang saya kemukakan pada sidang sebelumnya sebagai saksi Irman dan Andi narogong.

Lalu saya kembali dicecar oleh saudara Firman wijaya terus seperti memaksa saya agar mengetahui kasus itu, padahal saya tidak tahu menahu,

Hal itu juga yang saya kemukakan saat saya, saan mustofa dan Firman Wijaya menengok Anas Urbaningrum seminggu sebelum sidang itu, di Sukamiskin.

Namun atas desakan Firman Wijaya dan saan Mustofa dengan alasan untuk menyelamatkan Anas urbaningrum dari tuduhan KPK serta agar Pak Setya Novanto bisa mendapatkan Justice Collaborator dari KPK sehingga tidak dihukum maksimal, maka saya dipaksa mengarang cerita.seolah-olah ada kekuatan besar selain Setya novanto.

Awalnya saya menolak, tapi karena terus didesak, akhirnya terpaksa saya ikuti kemauan mereka dengan diiming-imingi janji.

Akhirnya, di persidangan 25 januari itu, atas pertanyaan kedua yang memaksa dari Firman Wijaya, saya terpaksa menjawab saya tahu masalah E KTP itu memiliki problem atas Informasi Yusnan Solihin, agen penyedia produk Automated Fingerprint Identification System (AFIS).

Kalimatnya kurang lebih begini yang saya karang: “Saya mendengar dari Pak Yusnan, program e-KTP ini ada masalah. Maka itu, Pak Yusnan menulis surat kepada pemerintah tim (pemenangan) 2009. Saya katakan kalau tidak baik, lebih baik tidak dilanjutkan, Informasi itu kemudian saya teruskan kepada SBY di kediaman pribadinya di Cikeas, Bogor. SBY memilih tetap melanjutkan proyek demi kepentingan Pilkada.”

Atas keterangan saya itu saya dijamin oleh Firman Wijaya tidak akan dilibatkan apapun oleh Setya Novanto dalam keterangannya nanti sebagai JC.
Firman, Anas dan Saan Mustofa bahkan memaksa saya menyebut nama Ibas terlibat, saya tolak. Karena memang saya tidak pernah tahu. Untuk hal ini penolakan saya diterima oleh mereka.

Tapi sekarang, Saya merasa dikhianati, karena ternyata saya mendapat permintaan tertulis dari pengacara Setya Novanto atas pengajuan JC Setya Novanto ke KPK melibatkan nama saya sebagai penerima uang korupsi E KTP di luar enam nama lainnya yaitu, Ganjar Pranowo, Olly, Yasona Laoly< Haeruman harahap, Tamsil Linrung, dan Arif Wibowo.. Saya benar-benar dikhianati oleh Firman Wijaya, Saan Mustofa dan Anas Urbaningrum.

Terus terang dalam kasus ini saya tidak terlibat dan tidak tahu menahu, silahkan buktikan saja oleh pengadilan dan Setya Novanto aliran duitnya.

Kalaupun saat ini berdedar keterangan Firman Wijaya di luar persidsngan yang menyatakan SBY adalah aktor atau nama besar di balik korupsi E KTP, itu sama sekali bukan keterngan saya. Saya tidak pernah menyebutnya. Silahkan dicek di sejumlah media yang menyaksikan persidangan hari itu, Sekali lagi itu kesimpulan pribadi dari saudara firman Wijaya yang tanggung jawabnya bukan pada saya.Saya tidak pernah menyebut SBY aktor dibalik korupsi E KTP

Demikian keterangan saya, dibuat dengan sebenar-benarnya, Demi Alloh inilah yang terjadi sebenernya

Klarifikasi saya ini meski untuk Metro TV dan Media Indonesia, namun saya izinkan dikutip oleh siapapun.

Senin 5 Februari 2018

Mirwan Amir

Berikut penjelasan Mirwan Amir

PENJELASAN Mirwan Amir :

1. Bahwa beredar surat atas nama saya yg ditujukan kpd Pemred Metro TV dan Media Indonesia tentang klarifikasi keterangan saya di persidangan Terdakwa SN terkait dgn SBY.

Perlu saya tegaskan bahwa saya TIDAK PERNAH menulis surat tersebut. Surat tersebut adalah HOAX. Isinya juga penuh fitnah dan HOAX.

2. Keterangan saya di persidangan adalah kejadian yg sesungguhnya. Tidak ada maksud untuk memojokkan pihak2 tertentu, termasuk SBY. Juga tidak ada nada tuduhan kpd SBY.

Keterangan saya di persidangan juga tidak terkait dengan urusan atau kepentingan orang lain atau pihak lain mana pun juga. Itu adalah keterangan pribadi saya sebagai saksi di persidangan.

 

Sumber Berita Heboh Soal Beredar Surat Mirwan Amir Untuk Pemred MetroTV Agar Fitnah SBY, Ternyata… : Beritaterheboh.com

Mister News

Published by
Mister News

Recent Posts

Yusril Tunggu Arahan Jokowi Pidanakan Amplop Saksi Palsu Prabowo-Sandi

Yusril Tunggu Arahan Jokowi Pidanakan Amplop Saksi Palsu Prabowo-Sandi Kuasa hukum paslon 01 Joko Widodo…

6 tahun ago

Saksi Prabowo Diduga Berbohong, Putri Gus Mus Sebut Bisa Kena Pasal Pidana kan?

Saksi Prabowo Diduga Berbohong, Putri Gus Mus Sebut Bisa Kena Pasal Pidana kan? Beti Kristina…

6 tahun ago

Polda Jabar Tangkap Ustaz Rahmat Baequni Terkait Sebar Hoaks Petugas KPPS Diracun

Polda Jabar Tangkap Ustaz Rahmat Baequni Terkait Sebar Hoaks Petugas KPPS Diracun Ustaz Rahmat Baequni…

6 tahun ago

Ahok Balas Anies Baswedan soal Penerbitan IMB Pulau Reklamasi

Ahok Balas Anies Baswedan soal Penerbitan IMB Pulau Reklamasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut…

6 tahun ago

Hakim MK Minta Bukti DPT Invalid 17,5 Juta, Tim Prabowo-Sandi Minta Waktu

Hakim MK Minta Bukti DPT Invalid 17,5 Juta, Tim Prabowo-Sandi Minta Waktu Hakim Mahkamah Konstitusi…

6 tahun ago

Alasan Anies Baswedan Tak Cabut Pergub Reklamasi Ahok Mesti Anggap Tak Lazim

Alasan Anies Baswedan Tak Cabut Pergub Reklamasi Ahok Mesti Anggap Tak Lazim Gubernur DKI Jakarta…

6 tahun ago

This website uses cookies.