Herry: Biarkan Ahok Jadi Manusia Biasa dan Mati Tenggelam Dalam Lautan Benci

Herry: Biarkan Ahok Jadi Manusia Biasa dan Mati Tenggelam Dalam Lautan Benci

Penulis Herry Tjahjono ikut memberikan pendapatnya terkait kabar gugatan cerai yang dilayangkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terhadap Veronica Tan.

Menurutnya, publik tak harus merasa kaget, heran, menyesal, atau terkejut, sebagaimana disebutkan pepatah Jawa ‘Ojo gumunan, ojo getunan, ojo kagetan, ojo aleman’ karena manusia biasa, Ahok dan Veronica juga melakukan hal-hal biasa seperti orang lain.

“Kata pepatah Jawa: ojo gumunan, ojo kagetan. Biarkan Ahok menjadi orang biasa yang bisa membuat berbagai ‘hal biasa’ seperti lainnya. Demikian juga Vero,” kata Herry.

“Lagipula, jika anda memang mencintai Ahok apa adanya – semua hal biasa bahkan kelemahan Ahok sekalipun, tak akan melunturkan cinta anda,” tandasnya.

Berikut komentar lengkap Herry soal Ahok gugat cerai Veronica, dikutip dari akun Facebooknya

BIARKAN AHOK MENJADI MANUSIA BIASA

By : Herry Tjahjono, rakyat biasa.

Kenapa kita heboh dengan kasus Ahok ? Singkirkan dulu soal teori konspirasi atau lainnya yang bikin pusing. Atau hentikan sejenak napsu kita berasumsi. Kehebohan, kegelisahan dan kekecewaan itu semua karena kita menjadi ‘egois’.

Kenapa ? Kita kecewa karena ‘harapan’ kita tentang sosok Ahok khususnya – dan keluarganya secara lebih luas – tidak terpenuhi. Harapan apa ? Bahwa Ahok adalah sosok ideal dan sempurna bahkan ‘suci’. Itu semua bukan Ahok, sebab Ahok manusia biasa. Itu semua ‘harapan’ kita. Maka reaksi awal adalah kaget, tak percaya, seperti mimpi. Padahal sebagai manusia biasa Ahok atau Vero bisa membuat berbagai ‘hal biasa’ seperti manusia biasa lainnya.

Psikologi itulah yang selama ini terjadi, dan berbagai ‘harapan’ kesempurnaan itu kita lekatkan pada seorang Ahok, kita ‘tuntut’ dia menjadi seperti harapan kita. Maka betapa beratnya beban bertumpuk di pundaknya.

Marilah kita kembali menjadi orang biasa. Kata pepatah Jawa : ojo gumunan, ojo kagetan. Biarkan Ahok menjadi orang biasa yang bisa membuat berbagai ‘hal biasa’ seperti lainnya. Demikian juga Vero.

Selebihnya, jangan pula kita buang semua jasa dan pengorbanan Ahok – yang tak banyak orang mampu melakukannya – sebab ia memang layak dihargai dan dihornati.

Biarkan Ahok menjadi orang biasa, lalu kita lanjutkan hidup kita. Selebihnya biarkan Tuhan membimbing Ahok dan keluarganya agar semua terjadi seturut kehendak-Nya. Dan biarkan Tuhan juga membimbing kita, agar kembali menjadi orang biasa yang tak egois karena dijajah oleh sebuah harapan akan sesuatu atau seseorang.

Lagipula, jika anda memang mencintai Ahok apa adanya – semua hal biasa bahkan kelemahan Ahok sekalipun – tak akan melunturkan cinta anda.

Lanjutkan hidupmu Hok…

MATI TENGGELAM DALAM LAUTAN BENCI

Banyak sahabat yang khawatir dan berkata bahwa Ahok memang sedang dihajar sampai habis agar lenyap dari ingatan publik.

Saya bilang – kalaupun benar – tidak mungkin berhasil ! Karena jasa, pengorbanan, ketulusan dan karyanya tak mungkin bisa dihapus dari buku sejarah rakyat. Tak banyak pejabat yang bisa bekerja dan berkinerja seperti Ahok. Belum lagi kebaikannya sebagai manusia yang membuatnya bertengger di hati rakyat. Ingatlah nenek Mimi di rusun yang tetap dibantunya meski dia dipenjara. Ingatlah siswi di Lamongan yang minta tolong kepada Ahok, bukan kepada lainnya.

Dan jangan lupa, banyak rakyat yang melek hati dan cerdas nalar – sehingga jika benar ada upaya pembunuhan karakter seperti itu – tak akan mempan.

Kalau mau membahas sisi buramnya – silakan saja – tapi jangan lupa : banyak pemimpin yang jauh lebih ‘bejat’ dibanding upaya ‘gugat cerai’ yang dilakukan Ahok.

Jadi semua upaya pembunuhan karakter Ahok – jika memang ada – tak akan pernah berhasil. Alih-alih orang membencinya, malah akan makin simpati padanya – kecuali mereka yang memang dilahirkan sebagai pembenci. Dan biarkan mereka mati tenggelam dalam lautan kebenciannya sendiri…

-HT-

 

Sumber Berita Herry: Biarkan Ahok Jadi Manusia Biasa dan Mati Tenggelam Dalam Lautan Benci : FbHerryTjahjono, FbHerryTjahjono