Indahnya Toleransi Warga Lereng Merbabu saat Natal
Perayaan Natal di lereng Gunung Merbabu tepatnya di Dusun Thekelan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang berlangsung berbeda dari yang lainnya.
Pagi hari puluhan umat Kristiani dari beberapa gereja di Dusun Thekelan melakukan ibadah bersama di GPdi Thekelan, Rabu (26/12/18).
Tak lama berselang, sekitar pukul 08.00, umat Islam dan Budha berbondong-bondong menuju sekitar gereja dan menunggu para umat kristiani.
Usai umat Kristiani melaksanakan ibadah, mereka berjajar di samping kanan dan kiri jalan. Perwakilan dari setiap umat pun memberikan sambutan, mengucapkan selamat natal dan memberikan doa bagi para umat kristiani.
“Selamat natal. Semoga memberi kedamaian lahir dan batin,” tutur Sukhadhamma Sukarmin, seorang perwakilan tokoh agama buddha.
Perwakilan tokoh agama islam pun demikian. Mewakili umat islam, Satiman mengucapkan selamat natal kepada para umat kristiani.
“Selamat Natal bagi umat Kristiani. Semoga Natal ini membawa berkah,” tuturnya.
Umat Kristiani pun membalas dengan senyuman dan ucapan doa-doa.
“Terimakasih, semoga Gusti memberkati,” jawabnya.
Isak tangis pun tak terbendung ketika mereka saling bersalaman dan memberi ucapan.
Seorang pendeta GPdI Thekelan, Pdt Petrus Sukiman menyambut positif ucapan Natal dari umat Islam dan Buddha.
Kehadiran umat Islam dan Buddha membuat para jemaat dapat beribadah dengan tenang dan tidak ada hal yang ditakutkan.
“Indonesia sebagai negara yang beragam suku, ras, dan agama, cara ini positif sekali,” ungkapnya.
Menurutnya, adanya toleransi antarumat yang ada di Thekelan, masyarakat dapat membangun desa bersama-sama tanpa ada perselisihan.
Dusun Thekelan juga dapat menjadi miniatur negara Indonesia yang beragam agama namun toleransi tetap terjaga.
“Mungkin di tempat lain tidak ada hal semacam ini. Ini perlu menjadi contoh bentuk toleransi bagi masyarakat lain,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Thekelan, Supriyo mengatakan, Dusun Thekelan berpenduduk sekitar 720 jiwa. Mereka menganut berbeda agama yang didominasi umat buddha.
“Satu rumah beda agama disini sudah biasa,” ungkapnya.
Meski berbeda, toleransi antar umat di Dusun Thekelan sangat terjaga.
Ucapan memberi selamat saat hari besar merupakan bentuk toleransi antar umat dalam rangka menjaga kerukunan warga Thekelan yang beragam agama.
Acara ini dilakukan oleh warga Thekelan tidak hanya saat Natal, namun setiap perayaan hari besar agama.
“Setiap hari besar, entah Natal, Waisak, Idul Fitri, kami selalu melakukan tradisi ini,” ungkapnya.
Menurutnya, meski berbeda keyakinan hubungan antar warga harus terus dijaga.
“Urusan kami sama Tuhan memang masing-masing, tapi urusan dengan sesama harus kita jaga,” tuturnya.
Toleransi di Dusun Thekelan tidak hanya ditunjukkan saat perayaan hari besar.
Saat ramadhan tiba, umat Islam juga mengundang umat non islam untuk berbuka bersama.
“Bahkan, ketika ada pengajian, yang mengaji tidak hanya satu umat saja. Semua ikut,” tambahnya.
Supriyo juga menanamkan tradisi tersebut kepada anak-anak Dusun Thekelan agar toleransi antar umat di Dusun Thekelan selalu terjaga.
“Kami tidak hanya menjalankan saja, tapi kami mengajari anak-anak generasi milenial karena era mereka berbeda dengan agar mereka menjaga toleransi,” katanya.
Baca juga : Kumpulan Foto Toleransi Kampung Sido Rejo Ciptakan Harmoni
Sumber berita Indahnya Toleransi Warga Lereng Merbabu saat Natal : tribunjateng