Internasional

Ini Dia Video Induk dari Semua Bom yang Digunakan AS di Afganistan

Ini Dia Video Induk dari Semua Bom yang Digunakan AS di Afganistan

Amerika Serikat untuk pertama kali menjatuhkan bom non-nuklir terbesar yang pernah ada di Provinsi Nangarhar, Afganistan.

Bom Massive Ordnance Air Blast Bomb ( MOAB) ini kerap disebut “induk dari segala bom” itu digunakan untuk menghantam posisi ISIS di provinsi tersebut.

( Baca juga : AS Jatuhkan Bom Nonnuklir Terbesar Miliknya untuk Hancurkan ISIS )

Lalu apakah MOAB yang dipelesetkan menjadi Mother of All Bombs itu? Sedahsyat apakah senjata yang dari tampilannya saja sudah sangat menggentarkan itu?

MOAB memiliki bobot lebih dari 10.000 kilogram alias 10 ton dan mengandung 8.194 kilogram bahan peledak di dalamnya.

Jika menghantam sasaran, maka ledakan MOAB setara dengan 11 ton TNT dengan radius dampak ledakan mencapai lebih dari 1,5 kilometer.

Meski baru digunakan di Afganistan, MOAB sudah disimpan di gudang persenjataan militer AS selama lebih dari satu dekade.

MOAB dirancang AU Amerika Serikat pada 2002 dan saat itu bom tersebut dianggap sebagai senjata non-nuklir paling mematikan yang pernah dibuat.

Namun, pada 2007 Rusia menciptakan pesaing MOAB yang dijuluki “Ayah dari segala bom” dan dianggap sebagai bom non-nuklir terdahsyat saat ini.

MOAB merupakan bom berpemandu yang bisa mengenai sasarannya dengan akurasi nyaris sempurna. Namun, bom ini harus dijatuhkan dengan menggunakan parasut dsri pesawat Hercules C-130.

Biasanya MOAB dijatuhkan ke sasaran yang lebih “empuk” misalnya gua ketimbang ke sasaran berupa infrastruktur pertahanan semacam bunker.

Jika dijatuhkan ke atas sistem terowongan, guncangan MOAB bisa menghancurkan seluruh sistem terowongan.

“Apa yang dilakukan MOAB pada dasarnya adalah mengisap seluruh persediaan oksigen dan memicu munculnya api,” kata Bill Rogio, dari lembaga riste Foundation of Defence for Democracies.

” MOAB digunakan untuk menembus area di mana bom konvensional tak mampu melakukannya,” tambah Roggio.

MOAB pertama kali diuji coba di pangkalan udara Eglin, Florida pada 2003. Bom itu kemudian dibawa ke Irak di masa awal konflik di negara itu tetapi tak pernah digunakan.

Bom ini dirancang untuk operasi-operasi psikologis, karena efek ledakannya yang sangat dahsyat diharapkan membuat pasukan Saddam Hussein ketakutan dan akhirnya menyerah.

Sebuah video uji coba MOAB di Eglin dirilis untuk publik sebagai upaya untuk menakut-nakuti pasukan Irak.

“Tujuannya adalah memberikan tekanan yang sangat besar sehingga Saddam Hussein mau bekerja sama,” ujar mantan menteri pertahanan AS, Donald Rumsfeld.

MOAB diproduksi sebagai penggantu bom BLU-82 “Daisy Cutter” yang digunakan dalam Perang Vietnam tetapi juga sempat digunakan dalam konflik Afganistan.

Anda bisa saksikan seperti apa MOAB itu lewat video berikut:

 

 

Sumber berita Ini Dia Video Induk dari Semua Bom yang Digunakan AS di Afganistan : kompas.com

Mister News

Recent Posts

Yusril Tunggu Arahan Jokowi Pidanakan Amplop Saksi Palsu Prabowo-Sandi

Yusril Tunggu Arahan Jokowi Pidanakan Amplop Saksi Palsu Prabowo-Sandi Kuasa hukum paslon 01 Joko Widodo…

6 tahun ago

Saksi Prabowo Diduga Berbohong, Putri Gus Mus Sebut Bisa Kena Pasal Pidana kan?

Saksi Prabowo Diduga Berbohong, Putri Gus Mus Sebut Bisa Kena Pasal Pidana kan? Beti Kristina…

6 tahun ago

Polda Jabar Tangkap Ustaz Rahmat Baequni Terkait Sebar Hoaks Petugas KPPS Diracun

Polda Jabar Tangkap Ustaz Rahmat Baequni Terkait Sebar Hoaks Petugas KPPS Diracun Ustaz Rahmat Baequni…

6 tahun ago

Ahok Balas Anies Baswedan soal Penerbitan IMB Pulau Reklamasi

Ahok Balas Anies Baswedan soal Penerbitan IMB Pulau Reklamasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut…

6 tahun ago

Hakim MK Minta Bukti DPT Invalid 17,5 Juta, Tim Prabowo-Sandi Minta Waktu

Hakim MK Minta Bukti DPT Invalid 17,5 Juta, Tim Prabowo-Sandi Minta Waktu Hakim Mahkamah Konstitusi…

6 tahun ago

Alasan Anies Baswedan Tak Cabut Pergub Reklamasi Ahok Mesti Anggap Tak Lazim

Alasan Anies Baswedan Tak Cabut Pergub Reklamasi Ahok Mesti Anggap Tak Lazim Gubernur DKI Jakarta…

6 tahun ago

This website uses cookies.