Jeritan Jemaah Calon Haji Korban Penipuan dari First Travel

Jeritan Jemaah Calon Haji Korban Penipuan dari First Travel

Jeritan Jemaah Calon Haji Korban Penipuan dari First Travel

Mayoritas korban First Travel bukanlah orang kaya raya. Wajar jika mereka begitu terpukul uang belasan hingga ratusan jutaan yang mereka gelontorkan untuk membayar biaya ibadah umrah diduga ditilap Anniesa Hasibuan-Andika Surachman untuk foya-foya.

Biasanya, mereka yang membayar umrah tidak untuk dirinya saja, tapi berombongan bersama famili. Zulherian, misalnya, membayar ongkos umrah untuk 7 orang anggota keluarganya. Modal didapatnya dari uang pensiunan yang dia peroleh.

Image result for Korban First Travel mengadu ke DPR
Korban First Travel mengadu ke DPR

“Saya menggunakan uang pensiunan untuk memberangkatkan 7 anggota keluarga saya untuk umrah. Namun, hingga saat ini tidak berangkat,” kata Zulherian, korban First Travel asal Palembang, seperti dikutip dari Antara.

Zulherian perlu bertandang ke Jakarta dan mengadu ke anggota DPR bersama ratusan korban First Travel lainnya pada Jumat (18/8). Mereka antara lain diterima oleh anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) H Mukhlisin.

Zulherian menjelaskan pada tahun 2015 dia mendaftar ke agen First Travel dan dijanjikan akan berangkat pada bulan April 2017. Tetapi setelah setor uang senilai Rp 84 jutaan, hingga saat ini belum berangkat.

Dia berharap agar DPR RI dapat mencarikan solusinya agar permasalahan ini segera diatasi karena semua jemaah hanya berniat ingin ibadah.

Image result for Korban First Travel mengadu ke DPR
Korban First Travel mengadu ke DPR

Jeritan Korban First Travel Lainnya

Korban First Travel lainnya adalah Sri Rezeki Dasawarsi. Sri menjelaskan, keluarganya sudah membayar biaya umrah ke First Travel sebesar Rp 14,3 juta/orang. Bahkan agar cepat berangkat ke Mekah, Sri harus merogoh kembali koceknya sebesar Rp 2 juta.  Rencananya dia akan berangkat bersama 9 orang anggota keluarganya.

“Saya sudah membayar Rp 14,3 juta per orang dan ada 9 orang yang akan berangkat. Kakak saya tahun ini bayar biaya Rp 18 juta dan dijanjikan berangkat Mei ini,” kata Sri. Tapi janji itu hanya tipuan belaka.

Image result for Korban First Travel mengadu ke DPR
Korban First Travel mengadu ke DPR

Korban lainnya adalah Azizah dari Bekasi. Dia mengaku sudah membayar sebesar Rp 18 juta. Rencananya dia akan berangkat menunaikan ibadah ke Tanah Suci bersama 4 orang lainnya. Namun First Travel tak juga memberangkatkan mereka.

Para korban First Travel itu didampingi oleh pengacara Riesqi Rahmadiansyah. Mereka sudah mengadu ke instansi terkait, namun belum mendapat solusi. “Kita sudah mengadu ke mana-mana tapi tak pernah didengar,” keluh Riesqi.

Promo umrah First Travel
Promo umrah First Travel (Foto: Istimewa)

Usul Dibentuk Satgas First Travel

Anggota DPR Mukhlisin yang menerima para korban mengusulkan dibentuknya Satuan Tugas yang terdiri dari DPR, Bareskrim Polri, dan Kementerian Agama untuk menyelesaikan persoalan dana jemaah First Travel.

“Kita akan membentuk Satgas bersama pemerintah agar persoalan ini segera diselesaikan,” kata Mukhlisin.

Mukhlisin mengatakan langkah itu baru usulan pribadinya dan akan dibawa dalam forum pleno Fraksi PPP agar diambil langkah untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.

Menurut dia, aparat Kepolisian tidak boleh berhenti memproses kasus hukum First Travel tersebut agar prosesnya berjalan adil karena banyak masyarakat yang dirugikan.

“Aparat penegak hukum tak boleh kendor untuk terus memproses secara seadil-adilnya, dan menelusuri aset-asetnya demi pengembalian dana jamaah yang telah menjadi korban,” ujarnya.

Anniesa Hasibuan dan suami
Anniesa Hasibuan dan Andika. (Foto: Instagram/@anniesahasibuan)

Bareskrim Polri sendiri telah membentuk posko pengaduan First Travel. Hampir setiap hari ada yang melaporkan penipuan biro umrah yang baru berdiri 7 tahun lalu itu.

Temuan PPATK

Nilai transaksi keuangan PT First Anugerah Karya Wisata atau First Travel terkait calon jemaah cukup mencengangkan, mencapai triliunan rupiah. Data tersebut ditemukan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) saat menelusuri aliran duit perusahaan milik pasangan suami istri Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan tersebut.

Menurut Kepala PPATK Kiagus Ahmad Badaruddin, dari total nilai transaksi perusahaan itu, selain dipakai untuk keperluan keberangkatan jemaah umrah, sebagian duit calon jemaah yang belum berangkat ternyata dipakai membeli barang mewah seperti mobil dan rumah.

“Kan kalau dihitung dari beberapa waktu lalu, cukup banyak juga memberangkatkan orang, persediaan yang akan datang. Tapi ada juga yang masuk ke rekening pribadi, pembelian rumah, kendaraan dan lain-lain,” kata Agus saat ditemui di Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (20/8).

Rumah bos First Travel di Sentul City
Rumah Anniesa Hasibuan dan Andika. (Foto: kumparan)

Agus mengatakan lembaganya akan membantu aparat penegak hukum untuk terus menelusuri berapa sisa duit yang dimiliki First Travel dan ke mana saja uang itu mengalir selama ini. Menurut dia, lembaganya sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan penelusuran.

“PPATK sudah menelusuri nanti akan diputuskan pengadilan, oleh hakim bagaimana dengan barang bukti. Duit yang disita. ‎Apakah uang disita negara itu domain lembaga yang lain. Keputusan seadil-adinya, yang diharapkan,” ujarnya.

Anniesa Hasibuan dan Andika Surachman kini telah mendekam di Rutan Kriminal Umum di Polda Metro Jaya sejak 9 Agustus 2017. Polisi menyita sebuah rumah mewah, empat unit mobil, sembilan airsoft gun dan 47 buku tabungan dari keduanya.

Kepolisian menduga pasangan suami istri tersebut melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dan penipuan uang calon jemaah umrah First Travel. Nilainya disebut mencapai lebih dari Rp 500 miliar.

(Baca juga : MULAI TERKUAK BAGAIMANA DUIT JEMAAH BISA LUDES DI REKENING FIRST TRAVEL)

 

Sumber Berita Jeritan Jemaah Calon Haji Korban Penipuan dari First Travel : Kumparan.com