Ketum PBNU Imbau agar Rumah Ibadah Tak Dijadikan Tempat Kampanye

Ketum PBNU Imbau agar Rumah Ibadah Tak Dijadikan Tempat Kampanye

Ketum PBNU Imbau agar Rumah Ibadah Tak Dijadikan Tempat Kampanye

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Haji Said Aqil Siradj mengimbau agar rumah-rumah ibadah tidak dijadikan tempat berkampanye. Ia juga meminta agar agama tidak dijadikan alat untuk berpolitik.

“Jangan sekali-kali agama dijadikan alat politik. Kalau berpolitik untuk agama benar. Tapi kalau beragama untuk tujuan politik itu yang masalah. Di tempat-tempat ibadah, masjid, gereja, wihara, kelenteng, seharusnya tidak boleh untuk kampanye dan berbicara tentang politik,” kata Said.

Ia menyampaikan hal itu saat menerima kedatangan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat ke Kantor PBNU, Senin (10/3/2017).

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mendoakan pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur nomor pemilihan dua DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

Doa itu disampaikan Said saat bertemu dengan Basuki atau Ahok dan Djarot, di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (10/4/2017).

“Kami harap dua-duanya diberikan panjang umur, sehat, dan mendapat rida Allah,” kata Said.

Pasangan Ahok-Djarot menyambangi Kantor PBNU, Senin malam ini. Dalam pertemuan itu, turut hadir mantan Ketua PWNU DKI Jakarta yang juga Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta Djan Faridz.

Adapun pertemuan Ahok-Djarot dengan pengurus PBNU berlangsung hangat. Mereka terlihat berbincang santai.

Sesekali mereka terlihat tertawa jika ada yang berceletuk. Pembicaraan mereka mulai dari rencana peresmian Masjid Hasyim Ashari hingga tempat ibadah yang banyak disusupi ceramah politik.

Said juga berharap agar warga Jakarta mendapat pemimpin yang pro-rakyat dan diridai Allah.

Siapa pun yang terpilih nantinya, Said berharap agar pemimpin itu tetap memperhatikan nasib rakyat miskin di Jakarta.

“Ada selebaran Pak Ahok dan Pak Djarot akan memperhatikan nasib marbut, dan orang miskin, semua akan diurus. Tidak pandang bulu Muslim dan non-Muslim,” kata Said.

Said menilai ibadah tidak punya arti jika diisi dengan niat lain, termasuk untuk kegiatan politik.

“Substansi dari ibadahnya nol kalau ibadahnya untuk tujuan politik. Berangkat shalat Jumat niatnya untuk politik. Ibadah yang tujuannya bukan untuk ibadah tapi untuk berpolitik itu zero,” kata Said.

 

 

 

Sumber berita Ketum PBNU Imbau agar Rumah Ibadah Tak Dijadikan Tempat Kampanye : kompas.com