Mahfud MD: Secara Etika, Puisi Fadli Zon Penghinaan pada Mbah Moen
Puisi politikus Gerindra Fadli Zon berjudul ‘Doa yang Ditukar’ menuai protes dari berbagai pihak. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menilai, puisi Fadli Zon itu sudah menghina sosok KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen.
“Secara etik orang sudah tahu bahwa itu kiai Maimoen. Mau dihukum tidak bisa, tapi secara etik itu dianggap sebagai penistaanlah, penghinaanlah terhadap seorang Mbah Moen,” ujar Mahfud di Hotel Ashley Jakarta usai melakukan Focus Group Discussion Konstitusi, Rabu (13/2).
Mahfud menjelaskan, dari kacamata hukum, tidak ada yang salah dari puisi yang dibuat oleh Fadli Zon. Namun, menurutnya, apa yang dilakukan Fadli Zon tetap tidak pantas.
“Puisi Fadli Zon secara hukum tidak ada yang salah, karena dia tidak menyebut subjek. Yang dia hina, yang dia singgung, dia tidak menyebut nama kiai Maimoen,” jelasnya.
Mahfud kemudian menyebut, secara hukum Fadli Zon tak diharuskan meminta maaf. Namun, secara etika seharusnya Fadli Zon tetap meminta maaf.
Dia juga menyampaikan, hal ini bisa disikapi secara politis. Dengan sikap-sikap seperti ini dapat menjadi referensi masyarakat untuk memilih pemimpinnya.
“Oleh karena itu, menyikapinya secara politik saja. Orang ini pantes enggak sih menjadi wakil rakyat. Begitu politik. Kan gitu,” tuturnya.
“Sisi etika semua orang tahu ini tidak sopan, melanggar etika, tapi kan etika itu tidak bisa dipaksa (untuk minta maaf). Kecuali mau diadili oleh Dewan Etik DPR, MKD, tapi kan harus ada yang mengadu. Kalau ada yang mau ngadu silakan saja,” ucapnya.
Fadli Zon sudah mengklarifikasi bahwa puisi ini bukan ditujukan untuk Mbah Moen. Dia menyampaikan, bahwa dirinya menghormati Mbah Moen.
“Justru kita hormati Mbah Moen sedang berdoa. (Tapi) doanya dipenggal. Itu kan ada pihak kedua. Jadi tolong digunakan akal sehat,” kata Fadli Zone di Rumah Sekretariat Nasional Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/2).
“Mbah Moen saya hormati. (Kata ‘kau’) itu untuk kau penguasa. Itu kan puisi, tapi kalau mau digoreng-goreng, digoreng aja, silakan,” tegasnya.
Berikut penggalan puisi karangan Fadli yang kemudian dipermasalahkan:
“Doa yang sakral, kenapa kau tukar
Direvisi sang bandar
Dibisiki sang kacung makelar
Skenarionya berantakan bubar
Pertunjukan dagelan vulgar.”
Baca juga : Fadli Zon Mengaku Puisi ‘Doa’ Itu Bukan Untuk Mbah Moen, Tapi Pihak Kedua
Sumber berita Mahfud MD: Secara Etika, Puisi Fadli Zon Penghinaan pada Mbah Moen : kumparan
Yusril Tunggu Arahan Jokowi Pidanakan Amplop Saksi Palsu Prabowo-Sandi Kuasa hukum paslon 01 Joko Widodo…
Saksi Prabowo Diduga Berbohong, Putri Gus Mus Sebut Bisa Kena Pasal Pidana kan? Beti Kristina…
Polda Jabar Tangkap Ustaz Rahmat Baequni Terkait Sebar Hoaks Petugas KPPS Diracun Ustaz Rahmat Baequni…
Ahok Balas Anies Baswedan soal Penerbitan IMB Pulau Reklamasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut…
Hakim MK Minta Bukti DPT Invalid 17,5 Juta, Tim Prabowo-Sandi Minta Waktu Hakim Mahkamah Konstitusi…
Alasan Anies Baswedan Tak Cabut Pergub Reklamasi Ahok Mesti Anggap Tak Lazim Gubernur DKI Jakarta…
This website uses cookies.