Menteri Sosial Khofifah Minta Perbedaan Jangan Dibesar-besarkan
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan berbagai persoalan bangsa dan perbedaan pendapat yang akhir-akhir ini mengemuka memerlukan keikhlasan semua pihak agar dapat saling menghargai, menghormati, dan memperkuat persaudaraan sehingga tidak terjadi perpecahan.
Ia menyontohkan menjelang Ramadhan ada perbedaan pandangan soal salat tarawih. Satu masjid salat tarawih dengan delapan rakaat, di masjid lainnya 20 rakaat. Perbedaan semacam ini hendaknya disikapi dengan bijak dan tidak perlu dibesar-besarkan.
Contoh lainnya adalah salam di setiap daerah yang berbeda-beda. Misalnya, orang di Jawa Barat menyapa dengan “Sampurasun” dijawab “Rampes”. Masyarakat di Nias mereka bersalam dengan “ya ahowu”. Suku Batak saling menyapa dengan berucap “horas”. sedangkan orang di Pegunungan tengah Papua sebagian besar mereka bersalam dengan berucap “wah wah wah wah wah”. Intinya, adalah salam untuk kebaikan.
Karena itu, lanjutnya, apabila dalam kehidupan sehari-hari terdapat perbedaan terhadap sebuah faham atau pendapat, semua pihak seharusnya dapat menahan diri, tidak mudah terprovokasi yang nantinya akan merugikan bangsa.
“Tentu kita harus menjaga jangan sampai terjadi konflik yang berdampak pada perpecahan. Maka mari perkuat persaudaraan dalam Islam dan perkuat persaudaraan kebangsaan. Serta persaudaraan sesama warga bangsa. Jangan mudah terprovokasi lantas mudah marah dan tersinggung. Jangan sampai khusnudzon (prasangka baik) tergeser menjadi suudzon (prasangka buruk),” kata Khofifah saat memberikan arahan dalam Harlah Muslimat NU ke-71 di Mojokerto, Minggu (14/5) berdasarkan rilis dari Kementerian Sosial.
Dikatakan Mensos, sebagai bangsa yang besar dan beragam, ada banyak tantangan dan ancaman yang menginginkan Indonesia terpecah-belah. Tantangan ini tidak hanya dihadapi Indonesia, tapi juga negara-negara lain. Ia menyontohkan di Afrika, beberapa negara terjebak dalam konflik, akhirnya terpecah-belah. Hal yang sama terjadi saat ini di Timur Tengah. Demikian pula di Afganistan dan Pakistan.
“Bangsa ini tidak bisa disebut Indonesia jika tidak ada NTT, Bali, Papua, Jawa Timur dan sebagainya. Itulah persaudaraan yang kita bangun. Jangan pernah berhenti mencintai negeri ini, yang telah memberikan banyak hal kepada kita,” sebut Khofifah.
Khofifah juga mengajak menyerukan semua pihak menyatukan langkah membangun negeri dan menjaga NKRI. Bagi umat Islam, perbanyak shalawat kepada nabi agar hati tentram dan mampu berpikir jernih menghadapi setiap perbedaan dan persoalan. Kalau bangsa ini aman dan damai, masyarakat dapat tenang beribadah, nyaman beraktivitas, dan bisa bekerja dengan baik.
Sumber Berita Menteri Sosial Khofifah Minta Perbedaan Jangan Dibesar-besarkan : Kumparan.com
Yusril Tunggu Arahan Jokowi Pidanakan Amplop Saksi Palsu Prabowo-Sandi Kuasa hukum paslon 01 Joko Widodo…
Saksi Prabowo Diduga Berbohong, Putri Gus Mus Sebut Bisa Kena Pasal Pidana kan? Beti Kristina…
Polda Jabar Tangkap Ustaz Rahmat Baequni Terkait Sebar Hoaks Petugas KPPS Diracun Ustaz Rahmat Baequni…
Ahok Balas Anies Baswedan soal Penerbitan IMB Pulau Reklamasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut…
Hakim MK Minta Bukti DPT Invalid 17,5 Juta, Tim Prabowo-Sandi Minta Waktu Hakim Mahkamah Konstitusi…
Alasan Anies Baswedan Tak Cabut Pergub Reklamasi Ahok Mesti Anggap Tak Lazim Gubernur DKI Jakarta…
This website uses cookies.