Pemerintah Libya Janji Bantu Inggris soal Bom Manchester

Pemerintah Libya Janji Bantu Inggris soal Bom Manchester

Pemerintah Libya Janji Bantu Inggris soal Bom Manchester

Pemerintah Libya mengaku negara itu akan bekerja kooperatif dengan Pemerintah Inggris untuk mengidentifikasi jaringan teroris yang mungkin terlibat dalam serangan pada konser Ariana Grande di Manchester Arena.

Sementara itu, sebuah sumber terdekat keluarga tersangka pengebom bunuh diri Salman Abedi mengatakan bahwa tahun lalu Abedi pernah menunjukkan keinginan untuk membalaskan pembunuhan seorang teman di Manchester.

Manchester, Inggris diguncang teror usai ledakan kuat terjadi di penghujung konser bintang pop Amerika Serikat, Ariana Grande, di Manchester Arena

“Kami bekerja erat dan intensif dengan mitra kami, Pemerintah Inggris, untuk menyelidiki kemungkinan jaringan teroris dan kami telah mencapai kemajuan penting,” kata Wakil Menteri Dalam Negeri Libya Abdelsalam Ashour.

Ashour yang merupakan anggota organisasi yang diinisiasi PBB Government of National Accord tersebut mengatakan satuan pengawas Kementerian Dalam Negeri telah ditugaskan dalam penyelidikan tersebut.

Mereka yang berduka cita, meletakkan bunga dan pesan belasungkawa di kawasan Manchester Arena yang merupakan lokasi insiden

“Kami punya hubungan yang kuat dan erat kepada Inggris,” katanya.

Pejabat itu juga mengatakan bahwa kepala GNA, Fayez al-Sarraj telah berbicara melalui sambungan telepon dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May dan menjanjikan koordinasi penuh dari Libya.

Beberapa sumber di Libya menyebut pihak otoritas di negara itu telah menahan ayah dari Abedi dan saudara laki-laki tersangka pengeboman tersebut.

Selain itu, mereka juga menyalakan lilin sebagai bentuk belasungkawa dan solidaritas bagi para korban dan keluarga mereka.

Menurut sumber pihak keamanan di Libya, ayah Abedi, Ramadan, pernah menjadi anggota kelompok militan Libya yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.

Beberapa media Inggris menyebut Ramadan Abedi dicari oleh rezim Moamer Kadhafi atas keterlibatan dia terhadap organisasi militan.

Warga Manchester juga saling menguatkan pascaserangan teror tersebut. Bahkan sekelompok warga menggagas inisiatif gerakan bernama ‘We Love Manchester’ untuk kembali bangkit dan melawan teror.

Namun ia mendapatkan suaka di Inggris sebelum kembali ke Libya pada 2011 untuk bergabung dengan tentara yang disponsori NATO guna menggulingkan sang diktator.

Pemerintah dan pihak keamanan Inggris tengah melacak jaringan teroris yang diduga melakukan serangan pada Senin malam dan menewaskan 22 orang, melukai banyak anak-anak, dan puluhan orang lainnya.

media sosial juga ramai dengan tagar #WeLoveManchester, dimana supir taksi ikut menawarkan kendaraan gratis untuk orang-orang yang terkena dampak

Setelah menangkap pria 23 tahun pada Selasa (23/5), Kepolisian Inggris mengatakan mereka telah mengamankan tiga pria lainnya yang ditangkap di tempat Abedi tinggal di selatan Manchester.

beberapa komponen dari bahan peledak itu terdiri dari baut, paku, gotri, dan serpihan-serpihan besi. Ditemukan pula detonator dan baterai untuk memicu ledakan saat konser musik Ariana Grande di Manchester Arena

Bom diduga ditempatkan dalam wadah berbahan logam yang kemudian dimasukkan ke dalam ransel.

Jika melihat sejumlah komponen, bom di Manchester mirip dengan bom yang terjadi di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam.

Di samping itu, ribuan orang juga berkumpul di pusat kota Manchester untuk berjaga-jaga setelah serangan teror tersebut. Massa tumpah dari Albert Square ke jalan terdekat, berdiri bersama dalam sebuah tindakan solidaritas.

Kepolisian Kerajaan Inggris juga memastikan pelaku bom bunuh diri adalah pemuda Inggris berdarah Libya, Salman Abedi.

Penyelidikan lebih lanjut terus dilakukan untuk membongkar jaringan terkait aksi bom bunuh diri tersebut.

Aksi pengeboman yang terjadi di Manchester, Marawi dan Jakarta diduga berasal dari jaringan internasional ISIS.

Serangan di Manchester Arena itu sendiri diklaim oleh ISIS.

Duka masih menyelimuti Manchester, warga terlihat berurai airmata saat mereka meletakkan bunga dan menyalakan lilin setelah upacara di depan balai kota

Sumber terdekat dari keluarga Abedi mengatakan bahwa Abedi menyebut keinginan balas dendam atas kematian temannya yang juga keturunan Libya.

Temannya tersebut tewasa setelah ditusuk oleh pemuda Inggris di Manchester pada Mei 2016.

“Insiden itu membangkitkan rasa marah di kalangan pemuda Libya di Manchester, terutama Salman, yang dengan jelas menunjukkan keinginannya untuk balas dendam,” kata sumber yang enggan disebut namanya.

“Kami mampu menenangkan kelompok pemuda di lingkungan sekitar mereka yang merasa menjadi target karena mereka adalah Muslim,” katanya. “Namun, tampaknya Abedi tidak melupakannya,”

“Saya secara pribadi berbicara kepadanya dan mencoba meyakinkan dia bahwa insiden itu kriminal biasa,”

Media Inggris memberitakan bahwa Abdul Wahab Hafidah meninggal setelah ditabrak dan ditikam di lehernya di kawasan Moss Side Manchester pada Mei tahun lalu.

 

Sumber Berita Pemerintah Libya Janji Bantu Inggris soal Bom Manchester : Cnnindonesia.com