Pianis Ananda Sukarlan Membawa Nama Ahok ke Forum Internasional

Pianis Ananda Sukarlan Membawa Nama Ahok ke Forum Internasional

Pianis Ananda Sukarlan Membawa Nama Ahok ke Forum Internasional

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memiliki daya pikat tersendiri bagi komposer, maestro piano Ananda Sukarlan. Ia membawa nama Ahok ke forum internasional.

Ananda mengaku ketika dirinya ditugaskan oleh proyek 32 Bright Clouds di Amerika Serikat untuk menulis musik berdasarkan tema dari salah satu 32 sonata piano Beethoven, ia segera terpikir “Moonlight Sonata” -nya.

Menurut Ananda, Moonlight dalam bahasa Indonesia adalah “Tjahaja Purnama”, yang juga merupakan nama mantan Gubernur DKI Jakarta. “Tidak ada lagi Moonlight Over Jakarta adalah rujukan yang jelas kepadanya, yang dipenjara sampai 2019 atas serangannya yang terus-menerus terhadap para koruptor. Dia berada di bawah ancaman kematian dari kelompok radikal yang berlanjut di Indonesia” jelas Ananda, Sabtu (06/12/2018).

Ananda menuturkan, pemenjaraannya merupakan pengorbanan besar yang sangat populer, namanya tetap menjadi topik trending media sosial di Indonesia, dan gubernur tercinta yang sangat dikagumi karena dorongannya untuk mengatasi permasalahan infrastruktur Jakarta yang berakar dalam, terutama banjir karena perencanaan kota yang korup dan jalan-jalan yang macet.

Menurut Ananda, orang Indonesia khawatir dengan bangkitnya radikal Islam dan keamanan Ahok, julukan Tjahaja Purnama, dan dengan musik ini ia meminta seluruh dunia untuk memusatkan perhatian mereka pada ketidakadilan yang terjadi di Indonesia pada saat ini.

No More Moonlight adalah distorsi Sonata Moonlight dengan gaya yang berbeda dari orang Tiongkok (Ahok adalah keturunan Tionghoa, sebuah ras yang terus-menerus dianiaya dan bahkan dibantai selama pemberontakan tahun 1998) dan model gamelan sampai irama pop atau rock, namun tetap saja berakhir dengan persatuan dengan tema Dona Nobis Pacem dari Missa Solemnis. Ini menunjukkan bahwa Jakarta adalah peleburan begitu banyak kelompok etnis. Itu bukan hanya milik kaum radikal Islam,” tutur Ananda.

Ia menambahkan, kasus Ahok harus dipandang sebagai contoh pluralisme agama. Ini adalah pertanda meningkatnya pengaruh Islam garis keras di dalam negeri. Perjuangan Ahok bukan pertarunganribadinya. Ini adalah milik kita, dan baginya, orang Indonesia yang menginginkan negara yang lebih baik untuk ditinggali, bebas dari koruptor licik dan radikal yang tidak berpendidikan dan tidak toleran.

“Jika gubernur yang jujur dapat diturunkan dan dipenjara karena “agama”, nasib apa yang menanti agama minoritas di negara tersebut dan Muslim moderat yang tidak menganut ideologi Islam radikal?,” tandas Ananda

Dia menambahkan, No More Moonlight Over Jakarta akan menerima Debut Dunia-nya oleh pianis Yael Weiss di Changwon International Chamber Music Festival, Korea Selatan, 7 April 2018 dan melakukan tur ke Amerika Serikat sesudahnya. Ini dua kali didedikasikan untuk kesenian musik Yael Weiss dan keberanian dan perjuangan Tjahaja Purnama “Ahok”.

32 Bright Clouds
Percakapan Beethoven di Seluruh Dunia adalah proyek global yang lahir dari kebutuhan untuk merespons lingkungan sosial dan politik saat ini di A.S. dan di seluruh dunia dengan usaha musik pribadi yang bermakna dan terarah.

Proyek ini menggabungkan sonata Piano Beethoven 32 dengan 32 komposisi piano pendek baru dari 32 komposer terkemuka dunia dari 32 negara yang berbeda. Proyek ini bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan besar musik untuk persatuan dan perdamaian, menghargai dan menikmati perbedaan beragam masyarakat dan budaya dan mempresentasikan karya mereka di panggung konser.

Yael Weiss akan menampilkan semua karya baru serta Beethoven Sonata di seluruh dunia dalam kombinasi dan format yang berbeda. Masing-masing komposisi baru yg dikomisikan adalah eksplorasi material secara pribadi dari Beethoven Sonata yang spesifik, sekaligus menawarkan ekspresi unik dari bahasa musik lokal komposer.

 

Sumber Berita Pianis Ananda Sukarlan Membawa Nama Ahok ke Forum Internasional : Netralnews.com