Senator Fraser Anning Ditempuk Telur saat Diwawancarai Media Akibat Sudutkan Muslim di Kasus Terorisme
Ketika orang menghujat Brenton Tarrant yang menembaki jemaah di Masjid An Nur, Selandia Baru, Fraser Anning tampil dengan ucapan yang mengejutkan.
Brenton Tarrant bersama tiga orang membabibuta menembaki jemaah yang sedang menunaikan salat Jumat di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019).
Bukannya mengutuk serangan teror yang menghilangkan 40 lebih nyawa manusia, Senator Queensland ini malah memojokkan umat Muslim dalam insiden berdarah di dua masjid.
Entah kebetulan atau tidak, Fraser Anning ‘dikerjai’ seorang anak muda ketika memberikan wawancara kepada media di Melbourne pada Sabtu (16/3/2019) siang.
Anning di Melbourne meladeni wawancara dengan media, di antara kerumunan orang di depannya ada seorang anak muda berkaus putih di sisi kirinya.
Si anak muda tadi datang mendekat lalu memecahkan telur yang dibawanya ke atas kepala Anning yang sedang diwawancari.
Anning tak terima lalu menyerang si anak muda tersebut dan menamparnya. Sejurus kemudian sejumlah pendukungnya merobohkan si anak muda ke lantai.
Dari rekaman video yang beredar di Facebook dan Twitter, si anak muda tadi ditekuk lehernya sehingga tak mampu bergerak.
Adalah akun @JoshButler yang mengunggah video tersebut.
Jurnalis Katherine Firkin turut mengungah video Anning diceploki telur.
Ia menjelaskan, dalam wawancara dengan media, Senator Anning membahas soal “pengungsi palsu” dan “ancaman imigrasi.”
Dilansir reporter 7 News, Kristy Mayr yang ada di lokasi, anak muda yang memecahkan telur ke atas kepala Anning sementara diamankan oleh sejumlah orang sampai polisi tiba.
“BREAKING: Seorang pria diamankan massa setelah memecahkan telur kepada Senator Fraser Anning yang kontroversial,” tulis Kristy Mayr di akun Twitternya @KristyMayr7.
Nampaknya, Kristy Mayr ikut memberi update soal apa yang terjadi setelah peristiwa itu.
“Update: Anak yang memecahkan telur ke kepala Anning dalam kondisi baik dan diamankan polisi Victoria. Tidak tahu apa yang terjadi kemudian padanya,” cuit Kristy Mayr di akun Twitternya @.
Ucapan Anning yang dianggap tak pantas atas tindak terorisme yang terjadi di Selandia Baru menuai banyak kritikan.
Di luar acara yang dihadiri Anning di Melbourne, tampak sejumlah orang mengecam tindakannya yang tak pantas sebagai senator.
Belakangan diketahui, si anak muda yang sempat dibawa polisi Victoria kemudian dilepas tanpa ditahan.
Unggahan Kristy Mayr kemudian dikomentari seorang netizen yang mengaku dirinya sebagai seorang sosialis dan petani, James Innes.
“Akankah Anning dan para pria yang menyerang bocah itu dihukum? Apakah masuk akal sampai segitunya untuk melumpuhkan si anak?” tanya James Innes di akun @3gulliesfarm.
Pemerintahan Australia mengecam aksi terorisme terhadap umat muslim di Selandia Baru, Jumat (15/3/2019).
Diketahui Brenton Tarrant merupakan warga Grafton, Australia dan hari ini ia menjalani sidang perdananya.
Bersama tiga orang lain, Brenton Tarrant membabibuta menembaki warga muslim yang sedang salat jumat di dua masjid di Christchurch.
“Perdana Menteri Australia mengutuk serangan teroris yang kasar, ekstremis, dan sayap-kanan yang telah merenggut nyawa begitu banyak warga Selandia Baru yang tidak bersalah ketika mereka melaksanakan ibadah dengan damai di masjid-masjid mereka di Christchurch hari ini,” tulis Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan di akun Twitternya mengutip pernyataan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.
Scott Morrison menegasksan, warga Australia bersama semua warga Selandia Baru turut berduka atas peristiwa kelam ketika kebencian dan kekerasan merobek kedamaian dan ketenangan selama ini.
Menurut dia, Selandia Baru seperti Australia, menjadi rumah bagi semua agama, budaya, dan latar belakang.
Tidak ada ruang sama sekali di kedua negara kita untuk kebencian dan intoleransi yang telah menyebabkan kekerasan ekstremis, teroris ini, dan kami mengutuknya.
Scott Morrison tak menerima pernyataan Senator Fraser Anning yang menyalahkan Muslim atas tragedi berdarah ini.
“Pernyataan Senator Fraser Anning menyalahkan serangan mematikan oleh teroris ekstremis sayap kanan di Selandia Baru pada imigrasi adalah menjijikkan. Pandangan itu tidak punya tempat di Australia, apalagi di Parlemen Australia,” tulis Scott Morrison di Twitter.
Alasan Brenton Tarrant menembaki Muslim
Brenton Tarrant tidak asal ketika membabibuta menembaki jemaah salat Jumat di Masjid An Nur, Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3/2019).
Merujuk manifesto “The Great Replacement” yang dibuatnya, terungkap bahwa Tarrant sudah merencanakan aksi kejinya sejak lama.
Dilaporkan Independent.ie, teroris asal Grafton Australia itu sudah berencana untuk melakukan penembakan massal selama dua tahun terakhir.
“Aku memulai rencana serangan ini sejak dua tahun terakhir. Kemudian menetapkan lokasi di Christchurch dalam tiga bulan terakhir,” katanya.
Dalam manifesto setebal 74 halaman itu, Tarrant memperkenalkan diri sebagai anti-imigran dengan para korban disebutnya sebagai “sekelompok penjajah”.
Di manifesto tersebut, dia mengatakan ingin membebaskan tanah milik kaumnya dari “para penjajah”, dan terinspirasi dari Anders Breivik.
Dilansir AFP, Breivik merupakan seorang ekstremis sayap kanan yang menyerang kantor pemerintah di Oslo, Norwegia, pada 22 Juli 2011 silam.
Dia meledakkan bom mobil di depan kantor pemerintah, dan melakukan penembakan di kamp musim panas sayap muda Partai Buruh di Pulau Utoya.
Teroris berusia 40 tahun itu mengaku membunuh para korban karena mereka mendukung multikulturalisme.
Tarrant mengutarakan dirinya sebagai pria kulit putih dengan orangtua keturunan Inggris, Skotlandia, dan Irlandia.
“Saya hanyalah pria kulit putih biasa, dari keluarga biasa saja, yang memutuskan untuk berdiri dan memastikan keberlangsungan kaum saya,” katanya.
Dikutip oleh Daily Mail, dia menyerukan kematian bagi sejumlah pemimpin dunia seperti Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Dia sangat mengaku mendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai simbol identitas kulit putih yang baru, serta keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
Manajer gym di Grafton Tracey Gray bekerja sebagaimana diwartakan ABC menuturkan, pria berumur 28 tahun itu bekerja sebagai personal trainer di tempatnya.
Tarrant bekerja sebagai pelatih gym setelah selesai sekolah pada 2009 hingga 2011 sebelum memutuskan melanglang buana.
Tarrant diketahui sudah melancong di negara kawasan Asia Tenggara, timur Asia, hingga Eropa.
Baca juga: Brenton Tarrant Tersangka Atas Teror 36 Menit di 2 Masjid Selandia Baru
Sumber Berita Senator Fraser Anning Ditempuk Telur saat Diwawancarai Media Akibat Sudutkan Muslim di Kasus Terorisme: Tribunnews.com
Yusril Tunggu Arahan Jokowi Pidanakan Amplop Saksi Palsu Prabowo-Sandi Kuasa hukum paslon 01 Joko Widodo…
Saksi Prabowo Diduga Berbohong, Putri Gus Mus Sebut Bisa Kena Pasal Pidana kan? Beti Kristina…
Polda Jabar Tangkap Ustaz Rahmat Baequni Terkait Sebar Hoaks Petugas KPPS Diracun Ustaz Rahmat Baequni…
Ahok Balas Anies Baswedan soal Penerbitan IMB Pulau Reklamasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut…
Hakim MK Minta Bukti DPT Invalid 17,5 Juta, Tim Prabowo-Sandi Minta Waktu Hakim Mahkamah Konstitusi…
Alasan Anies Baswedan Tak Cabut Pergub Reklamasi Ahok Mesti Anggap Tak Lazim Gubernur DKI Jakarta…
This website uses cookies.