Sri Mulyani sebut rupiah anjlok di masa Jokowi dan Prabowo

Sri Mulyani sebut ruoiah anjlok di masa Jokowi dan Prabowo

Sri Mulyani sebut rupiah anjlok di masa Jokowi dan Prabowo.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pada masa transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Presiden Prabowo Subianto pada tahun 2024.

Nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IGSH) mengalami tekanan yang signifikan.

Pada awal 2024, rupiah sempat menguat hingga rata-rata Rp16.000 per dolar AS, dan IHSG sempat berada di level 7.300.

Namun, memasuki bulan Juni 2014, rupiah mengalami depresiasi hingga titik terlemah di Rp 16.486 per dolar AS.

Sementara, IHGS anjlok ke level 6.726. Gejolak ini oleh tekanan pasar keuangan domestik yang di pengaruhi oleh ketidakpastian global serta dinamika politik dan ekonomi dalam negeri selama masa transisi pemerintahan.

Sri Mulyani menekankan bahwa meskipun terjadi penurunan tersebut.

Masa transisi dari Jokowi ke Prabowo berjalan dengan baik dan menjadi kunci stabilitas ekonomi dan politik.

Pemerintah terus menjaga fundamental ekonomi dengan stimulus fiskal dan moneter untuk menopang pertumbuhan dan aktivitas ekonomi masyarakat.

Serta menjaga stabilitas dan keberlanjutan fiskal.

Selain itu, anjloknya IHSG dan rupiah juga disebabkan oleh keluarnya investor asing yang cemas terhadap kebijakan pemerintahan baru.

Yang berdampak pada penurunan peringkat IHSG di tinggi regional dan global.

Faktor eksternal seperti penurunan harga komoditas global dan sentimen negatif dari pasar internasional juga turut memperburuk kondisi pasar keuangan Indonesia pada masa tersebut.

Baca juga: Sindir Jaksa, Tom Lembong Makan Gula Refinasi di ruang Sidang

Sri Mulyani sebut rupiah anjlok di masa Jokowi dan Prabowo