Nasional

Cerita Warga Bandingkan Soal Tangani Banjir Antara Ahok dan Anies

Cerita Warga Bandingkan Soal Tangani Banjir Antara Ahok dan Anies

Jakarta menyambut awal pemerintahan Gubernur DKI Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno dengan banjir. ‘Sambutan’ ini tentu tak mengenakan, namun tak bisa dihindari.

Hujan deras dalam beberapa hari terakhir membuat sejumlah titik terendam banjir. Sebut saja di Kemang dan Jatipadang, Jakarta Selatan. Selain itu wilayah-wilayah di Jakarta Timur juga tak luput dari terjangan banjir.

Pola banjir di Jakarta memang sudah berubah drastis dari lima tahun sekali menjadi setahun sekali. Ada banyak faktor yang menyebabkan perubahan pola banjir tersebut, dari persoalan tata ruang, penggunaan lahan yang tak sesuai fungsinya, hingga drainase kota Jakarta yang masih buruk.

Pemerintah Provinsi DKI bukannya tinggal diam. Setiap gubernur pasti melakukan pencegahan banjir, namun penanganan masing-masing gubernur berbeda. Warga pun punya penilaian tersendiri terhadap gubernur-gubernur yang pernah maupun yang tengah memimpin Jakarta.

Burhan (55) misalnya. Warga RT 003 RW 006 Kelurahan Jatipadang, Pasar Minggu itu terlihat sedih ketika mengingat banjir yang menimpa rumahnya pada Kamis (19/10) lalu.

Anies Baswedan mengunjungi warga korban banjir di wilayah Pancoran, Jakarta Selatan saat kampanye Pilkada DKI 2017

Burhan merupakan satu dari puluhan kepala keluarga yang rumahnya kebanjiran akibat jebolnya tanggul turap Kali Pulo, Jatipadang yang berada tepat di depan rumahnya.

Alhasil air luapan Kali Pulo dengan cepat membanjiri rumah rumah penduduk di sekitarnya, tak terkecuali Burhan.

Saat itu, Burhan bergegas langsung mengemasi barang-barang yang bisa diambil dan mengevakuasi seluruh anggota keluarganya. Meskipun berada di wilayah tinggi, namun rumah Burhan tetap tergenang banjir setinggi lebih dari 30 cm.

“Banyak warga yang mengungsi, saya juga ikut mengungsi,” ujarnya.

Burhan menilai, Pemprov DKI Jakarta di bawah pemerintahan Gubernur Ahok hingga Gubernur Anies terhadap penanganan banjir di wilayahnya sudah dilakukan. Namun belum ditangani secara serius.

Anies Baswedan mengunjungi warga korban banjir di wilayah Pancoran, Jakarta Selatan saat kampanye Pilkada DKI 2017

Burhan mencontohkan, saat tahun 2016 lalu Ahok sudah melakukan upaya pencegahan banjir dengan pengerukan Kali Pulo. Akan tetapi pengerukan itu justru tak membuat banjir tahunan di wilayahnya menghilang.

“Ahok waktu itu sudah ada upaya pengerukan, tapi hasil pengerukannya itu malah ditaruh di pinggir-pinggir kali, dan tiap tahunnya tetap kena banjir,” ujarnya.

Sementara Anies, menurut Burhan, hanya ala kadarnya ketika datang langsung ke sini saat banjir pada Kamis lalu. Ia menilai Anies sifatnya cuma memantau dan terkesan lamban dalam penanganan.

Di satu sisi, kata Burhan, Anies bisa saja memerintahkan anak buahnya segera memperkuat tanggul sekitar Kali Pulo guna mengantisipasi banjir karena sudah masuk musim hujan.

Burhan menambahkan, Pemprov DKI di bawah Anies juga tak berinisiatif memberi bantuan kepada warga. Padahal warga urunan untuk membiaya pembenahan tanggul-tanggul lain.

Perbaikan Tanggul Jebol Kali Pulo di Jatipadang, Jakarta Selatan. (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki Saputra

“Tanggul yang jebol saja yang ditanggung dananya oleh pemerintah, untuk membenahi tanggul yang lain pakai swadaya masyarakat juga,” ujarnya.

Mundari (57), tetangga Burhan juga mengatakan demikian. Meski berjarak 50 meter dari bibir Kali Pulo, namun rumahnya termasuk ke dalam wilayah dataran paling rendah di wilayah Jatipadang. Belasan rumah yang berdempetan dengan rumah Mundari terendam banjir setinggi satu meter.

“Kalau rugi ya rugi banget, mas. Banyak peralatan dan perabotan rumah tangga rusak, ruginya bisa jutaan lebih satu keluarga, belum lagi kotor kalau habis banjir,” ujar Mundari.

Wilayah ini tiap tahunnya menjadi langganan banjir akibat meluapnya Kali Pulo. Pada tahun ini banjir lebih parah intensitasnya karena tanggul penyangga yang jebol.

“Iya tiap tahun langganan banjir memang di sini, makanya kita disebutnya kampung air,” ujar Mundari.

Perbaikan Tanggul Jebol Kali Pulo di Jatipadang, Jakarta Selatan

Mundari sendiri menilai selama ini Pemprov DKI masih abai terhadap banjir yang menimpa di wilayahnya. Baginya, gubernur yang telah memimpin Jakarta belum bisa memenuhi harapan warga untuk mengatasi banjir tahunan ini.

“Saya sudah rasakan dari zaman Fauzi Bowo, Jokowi, Ahok sampai sekarang, tetap saja banjir terus,” ujarnya.

Ia juga melihat langkah gubernur Anies yang mendatangi wilayahnya saat banjir belum tentu bisa menyelesaikan masalah utamanya. Baginya, masalah utamanya bukan menambal tanggul pembatas yang baru, namun normalisasi aliran sungai yang belum berjalan dari tahun-tahun sebelumnya.

“Tanggul jebol itu kan bukan masalah utama, tapi soal normalisasi kali, kali di sini sudah kelebihan muatan, kalau di depok hujan ya di sini bisa banjir, kita sudah upayakan ini tapi belum ada respon,” ucap dia.

Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi pada Rabu (25/10), proses perbaikan tanggul Kali Pulo yang jebol tengah dikerjakan oleh beberapa petugas dari Dinas Sumber Daya Air Jakarta bersama-sama dengan masyarakat sekitar. Tanggul tersebut sudah ditinggikan dan hampir sebagian besar pengerjaannya sudah selesai.

Lurah Jatipadang Noviant Wijanarko mengakui selama ini inisiatif mengatasi banjir di wilayahnya justru bersifat Bottom-Up atau dorongan dari masyarakat kepada Pemprov DKI, bukan Top-Down atau instruksi langsung dari Pemprov DKI Jakarta. Ia mengaku inisiatif ini sudah berlangsung sejak lama hingga sekarang.

Ia mencontohkan perbaikan tanggul yang jebol akibat banjir pada Kamis lalu berasal dari inisiatif warga yang meminta kepada pihak kelurahan. Bukan instruksi dari Pemprov atau kecamatan.

Ade (45), warga Kemang, Jakarta, saat membenahi teras rumah untuk mengantisipasi banjir. (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki Saputra)

“Jadi itu warga yang minta, katanya kalau tak ditanggul banjir terus, lalu saya ke pimpinan, saya lapor ke pak camat, atau ke SDA, pokoknya awalnya itu dari warga mintanya seperti itu,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com di kantornya pada Rabu (25/10).

Berbeda dengan para warga Jatipadang, Roni (41) warga RT 1 RW 7 Jalan Kemang Raya, Kelurahan Bangka, Jakarta Selatan ini menilai Gubernur Ahok dianggap lebih berhasil mengatasi masalah banjir di wilayahnya.

Roni melihat aksi yang Ahok lakukan saat banjir lebih konkrit. Ahok dinilai langsung terjun ke lapangan untuk membenahi masalah drainase saat banjir tiba. Semisal pengadaan pompa air, pembersihan gorong-gorong dan pengerukan Kali Krukut pernah ia saksikan secara langsung saat Ahok menjabat.

“Ahok waktu itu kerjanya bersihin Kali Krukut, periksa gorong-gorong langsung, kalau ditemukan masalah langsung suruh bawahannya gerak cepat membenahi,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com di rumahnya pada Rabu (25/10).

Roni bercerita, sebelum dibenahi Ahok, jika musim penghujan tiba ada perasaan was-was saat hujan turun. Terkadang banjir seringkali tiba-tiba menerjang saat tengah malam. Akan tetapi peristiwa seperti itu sudah berlalu karena telah dibenahi dengan baik oleh Ahok.

Roni menilai kinerja Ahok sudah baik dibandingkan masa gubernur sebelumnya. Meskipun air masih seringkali menggenagi rumahnya tiap musim penghujan tiba, namun tidak separah sebelumnya di mana banjir sering hingga mencapai atap rumah.

“Iya dulu bisa hampir kelelep, jalanan didepan saja ga bisa dilewatin, pas Ahok jadi gubernur jadi berkurang, dirumah juga berkurang banget, Cuma becek-becek, sayang dia (Ahok) ga lanjut lagi,” ujarnya.

Roni mengaku belum bisa merasakan kinerja Anies untuk mengantisipasi terjadinya banjir di daerahnya. Menurutnya, Anies masih baru dan belum terlihat kinerjanya.

“Dia kan masih baru, saya belum lihat kinerjanya, kita tunggu saja nanti, jalanan saja sekarang banjir lagi, belum lihat kerjanya saya,” ujarnya.

Sementara Sekretaris Kelurahan Bangka Yenni Anwar sependapat dengan Roni bahwa saat Ahok menjabat sebagai gubernur terlihat lebih gerak cepat mengatasi banjir. Ahok saat itu mengerahkan Petugas Prasarana Sarana Umum (PPSU) untuk mengantisipasi dan menangani banjir di wilayah Kemang.

“Jaman Ahok kemarin dia sesuai dengan PPSU, sedikit banyak terbantu, dulu kalau banjir bisa berjam-jam, kalau ini hitungan jam bisa surut, jadi semua saluran kita bongkar semua, kita bersihkan,” ujar Yenni kepada CNNIndonesia.com di kantornya pada Rabu (25/10).

Yenni juga menambahkan bahwa pihaknya bersama Pemprov DKI sekarang sedang mengupayakan langkah antisipasi banjir di beberapa titik rawan banjir sekitaran Kemang. Pemprov DKI mengantisipasi melalui mekanisme pengerukan Kali Krukut dan perbaikan alat drainase.

“Sekarang kita laksanakan perbaikan alat drainase dan pengerukan kali krukut. Kita sudah menjamin dengan perawatan,” ujar Yenni.

 

(Baca juga : ANIES BASWEDAN KENA BULLIYAN NETIZEN PANTAU BANJIR LEWAT JAKARTA SMART CITY)

 

Sumber Berita Cerita Warga Bandingkan Soal Tangani Banjir Antara Ahok dan Anies : Cnnindonesia.com

Mister News

Published by
Mister News

Recent Posts

Yusril Tunggu Arahan Jokowi Pidanakan Amplop Saksi Palsu Prabowo-Sandi

Yusril Tunggu Arahan Jokowi Pidanakan Amplop Saksi Palsu Prabowo-Sandi Kuasa hukum paslon 01 Joko Widodo…

6 tahun ago

Saksi Prabowo Diduga Berbohong, Putri Gus Mus Sebut Bisa Kena Pasal Pidana kan?

Saksi Prabowo Diduga Berbohong, Putri Gus Mus Sebut Bisa Kena Pasal Pidana kan? Beti Kristina…

6 tahun ago

Polda Jabar Tangkap Ustaz Rahmat Baequni Terkait Sebar Hoaks Petugas KPPS Diracun

Polda Jabar Tangkap Ustaz Rahmat Baequni Terkait Sebar Hoaks Petugas KPPS Diracun Ustaz Rahmat Baequni…

6 tahun ago

Ahok Balas Anies Baswedan soal Penerbitan IMB Pulau Reklamasi

Ahok Balas Anies Baswedan soal Penerbitan IMB Pulau Reklamasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut…

6 tahun ago

Hakim MK Minta Bukti DPT Invalid 17,5 Juta, Tim Prabowo-Sandi Minta Waktu

Hakim MK Minta Bukti DPT Invalid 17,5 Juta, Tim Prabowo-Sandi Minta Waktu Hakim Mahkamah Konstitusi…

6 tahun ago

Alasan Anies Baswedan Tak Cabut Pergub Reklamasi Ahok Mesti Anggap Tak Lazim

Alasan Anies Baswedan Tak Cabut Pergub Reklamasi Ahok Mesti Anggap Tak Lazim Gubernur DKI Jakarta…

6 tahun ago

This website uses cookies.