Haji Lulung Sebut Pidato Anies Soal Pribumi Tak Diskriminatif

Haji Lulung Sebut Pidato Anies Soal Pribumi Tak Diskriminatif

Haji Lulung Sebut Pidato Anies Soal Pribumi Tak Diskriminatif

Anggota DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana atau Haji Lulung menilai kata ‘pribumi’ dalam pidato pertama Anies Baswedan bukan bermaksud mendiskriminasi ras atau etnis tertentu.

Lulung justru menduga pihak yang mengatakan pidato Anies diskriminatif adalah pihak yang belum bisa menerima kekalahan di Pilkada Jakarta awal tahun lalu.

“Itu fitnah, orang yang tuduh pidato Anies itu rasis dan diskriminatif, itu fitnah, kerjaan orang yang susah move on dari Pilkada kali mereka,” ujarnya saat di hubungi CNNIndonesia.com, Selasa (17/10).

Menurut Lulung, maksud pidato Anies tersebut hanya membahas tentang sejarah Indonesia.

Lulung menilai tak masalah jika pidato Anies mengatakan ‘pribumi’ karena konteksnya membahas masa lalu ketika masih berjuang melawan kolonialisme.

Image result for haji lulung preman
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana

Menurut Lulung, maksud pidato Anies tersebut hanya membahas tentang sejarah Indonesia.

Lulung menilai tak masalah jika pidato Anies mengatakan ‘pribumi’ karena konteksnya membahas masa lalu ketika masih berjuang melawan kolonialisme.

Meminta Cermat

“Anies kan katakan perjuangan pribumi melawan kolonialiame sebelum kemerdekaan itu ya emang nyata. Tapi maksudnya pribumi zaman dulu, bukan zaman sekarang,” ujarnya.

Lulung juga meminta agar masyarakat cermat mendengarkan pidato Anies tersebut secara utuh. Baginya, pidato ini menjadi kontroversial karena masyarakat tak mencerna seluruh isi pidato tersebut.

Anies dan Sandiaga resmi menjadi Gubernur Jakarta per 16 Oktober setelah keduanya dilantik di Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo.

Setelah dilantik Anies kemudian melakukan serah terima jabatan dari Pelaksana Tugas Harian Gubernur yang saat itu dipegang oleh Sekertaris Daerah, Saefullah. (asa)

Pengamat: Istilah Pribumi Jadi Strategi Anies Jaga Dukungan

Pidato perdana Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta mendapat perhatian publik karena menyinggung istilah pribumi. Pernyataan Anies dianggap mengundang sentimen liar bagi warga Jakarta yang hidup dari ragam latar belakang.

“Sangat disesali, sangat disayangkan, karena seharusnya dia mengucapkan bahasa yang lebih bermakna persatuan,” kata Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Selasa (17/10).

Image result for Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Pengamat Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Masyarakat, kata Pangi, bisa berasumsi macam-macam terkait diksi pribumi yang dimaksud Anies. Begitu pun para pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang, menurut Pangi, bisa saja merasa tersindir atas ucapan Anies.

Pangi berpendapat, diksi pribumi dan nonpribumi sudah tidak lagi memiliki makna yang mutlak di masa sekarang ini. Oleh karena itu, penggunaan istilah pribumi dalam pidato seorang pemimpin sudah tidak relevan. Pemimpin baru seharusnya merajut kebersamaan, bukan justru menerbitkan perseteruan.

“Makna pribumi itu sudah bias. Dia sendiri juga belum tentu pribumi, dia kan keturunan Arab. Jadi pribumi yang dimaksud itu siapa?” kata Pangi. “Diksi itu berbahaya,” lanjutnya.

Pangi menduga, Anies tengah menguatkan kembali konsolidasi antara dirinya dengan para pemilihnya di ajang Pilkada Jakarta lalu. Itu merupakan cara Anies untuk membentengi diri dari pihak-pihak yang berusaha menghalangi kerjanya. Dugaan Pangi, Anies tengah memperkuat kembali barisan pemilihnya.

Image result for Pangi Syarwi Chaniago
Pangi Syarwi Chaniago

“Kalau-kalau dia nanti disikat, atau apa pun, ada kelompok yang tetap kuat berada di belakangnya,” kata Pangi.

Isu-isu seperti suku, ras, dan agama, lanjut Pangi, memang sangat mudah membangkitkan semangat banyak orang. Pangi menilai wajar jika Anies memang bertujuan kembali memperkuat posisinya dengan menguapkan isu-isu tersebut. Para pendukung Anies diyakini bakal melindungi Anies dari mereka yang berusaha untuk menghalang-halangi pemimpinnya.

Di samping itu, Pangi menilai, istilah pribumi berpotensi membuat masyarakat membeda-bedakan antara pendatang dan bukan pendatang. Hal itu menurutnya sangat mungkin menghambat kemajuan Jakarta itu sendiri.

“Justru lebih maju daerahnya kalau tidak ada pembedaan antara pendatang dan bukan pendatang,” ujar Pangi.

Istilah pribumi menjadi perdebatan usai Anies berpidato untuk pertama kalinya sebagai Gubernur DKI di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (16/10). Anies dalam pidatonya berjanji akan menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Jakarta.

“Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan, kini telah merdeka, saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” kata Anies.

 

(Baca juga: BANTENG MUDA INDONESIA MELAPORKAN ANIES KE BARESKRIM TERKAIT PIDATO PRIBUMI)

 

 

Sumber Berita Haji Lulung Sebut Pidato Anies Soal Pribumi Tak Diskriminatif : Cnnindonesia.com