Rekaman Diputar, Pemeriksaan Diselingi Tawa Miryam, Ada Teh dan Kopi

Rekaman Diputar, Pemeriksaan Diselingi Tawa Miryam, Ada Teh dan Kopi

Rekaman Diputar, Pemeriksaan Diselingi Tawa Miryam, Ada Teh dan Kopi

Rekaman pemeriksaan Miryam S. Haryani akhirnya dibuka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pengadilan Tipikor Jakarta menjadi tempat diputarnya rekaman yang sempat menjadi polemik beberapa waktu lalu itu.

Pada persidangan perkara dugaan memberikan keterangan tidak benar dengan Miryam sebagai terdakwa itu, KPK menghadirkan dua orang penyidik sebagai saksi, yakni Ambarita Damanik dan M. Irwan Susanto. Kedua orang itu bersama Novel Baswedan menjadi penyidik yang memeriksa Miryam dalam kasus dugaan korupsi e-KTP.

Miryam sebelumnya berkukuh mendapat mendapat intimidasi oleh penyidik pada saat pemeriksaan, sehingga akhirnya dia menyatakan mencabut semua keterangannya dalam BAP. Bahkan pengakuan tersebut memicu Komisi III DPR untuk membentuk Pansus Hak Angket KPK.

Komisi III DPR ngotot meminta KPK membuka rekaman tersebut pada saat rapat dengar pendapat. Namun hal tersebut kemudian ditolak oleh KPK karena terkait materi pokok perkara yang hanya bisa dibuka di persidangan.

Namun pada akhirnya rekaman itu dibuka di persidangan. Dalam rekaman itu, nampak Miryam di dalam ruang pemeriksaan bersama dengan penyidik KPK Novel Baswedan. Nampak kemudian Ambarita Damanik ikut hadir dalam ruangan tersebut.

Miryam dan Novel Baswedan

Berdasarkan pengamatan, dalam potongan video tersebut, sama sekali tidak ada suasana intimidasi. Miryam beberapa kali tertawa, bahkan diizinkan membaca majalah di sela-sela pemeriksaan. Miryam juga diizinkan membawa makanan ringan, lalu disediakan secangkir teh dan kopi oleh penyidik.

Masih dalam rekaman itu, terdengar Miryam sempat mengungkapkan sejumlah hal kepada Novel. Salah satunya adalah mengenai adanya intimidasi yang didapatnya dari beberapa rekannya di Komisi III DPR. Mereka antara lain Desmond Junaidi Mahesa (Gerindra), Sarifudin Sudding (Hanura), Azis Syamsuddin (Golkar), Bambang Soesatyo (Golkar), Hasrul Azwar (PPP), dan Masinton Pasaribu (PDI Perjuangan).

Bambang Soesatyo, Masinton Pasaribu, dan Desmond diketahui merupakan anggota Pansus Hak Angket KPK. Namun Desmond saat ini sudah keluar sebab partainya menarik diri dari Pansus.

Dalam satu percakapan lain, Miryam sempat mengeluh kepada Novel, apakah KPK selama ini bersifat independen atau tidak. Sebab menurut dia, beberapa anggota DPR yang akan diperiksa KPK selalu dipanggil terlebih dahulu oleh Komisi III, termasuk dirinya.

“Pak boleh enggak saya ngomong? KPK itu independen atau gimana sih, kok kenyataannya enggak? Yang dilihat kami di anggota DPR, setiap anggota DPR punya masalah, dalam tanda kutip itu pasti langsung dipanggil oleh Komisi III,” kata Miryam kepada Novel dalam rekaman tersebut.

Miryam S Haryani

Kendati rekaman sudah dibuka, Miryam masih berkukuh bahwa penyidik KPK lah yang mengintimidasinya. Bahkan menurut Miryam, ia sempat dimarahi oleh Irwan karena mencoret keterangan dalam Berita Acara Pemeriksaan.

“Saat itu ada Pak Novel, Mas Irwan nanya, ‘ibu ini kenapa dicoret-coret!’ Itu enggak disampaikan beliau (Irwan). ‘Kenapa dicoret, itu enggak boleh diginiin lagi Ibu Yani,” ujar Miryam meniru ucapan Irwan. Namun hal tersebut dibantah Irwan. Ia mengaku hanya mengingatkan Miryam agar jangan sembarangan mencoret BAP tanpa sepengetahuan penyidik.

Kini rekaman pemeriksaan Miryam tersebut sudah dibuka. Miryam dalam rekaman tersebut mengaku ditekan oleh sesama anggota DPR. Sementara saat ini tetap berkukuh bahwa dia mendapat tekanan dari pihak KPK.

Jadi, siapa yang sebenarnya mengintimidasi Miryam hingga ada dua keterangan berbeda keluar dari mulutnya?

 

Baca juga : KPK Akan Segera Buktikan Keterangan Bohong Miryam Dipersidangan

 

 

Sumber berita Rekaman Diputar, Pemeriksaan Diselingi Tawa Miryam, Ada Teh dan Kopi : kumparan