Viral Video Seorang Ibu Sebut Ada Lubang Salemba dan PKI

Viral Video Seorang Ibu Sebut Ada Lubang Salemba dan PKI

Viral Video Seorang Ibu Sebut Ada Lubang Salemba dan PKI

Sebuah video yang memperlihatkan seorang ibu bersuara lantang di tengah kerumunan orang beredar di media sosial.

Video tersebut memperlihatkan seorang perempuan yang membuat pengakuan mengejutkan mengenai lubang di kawasan Salemba.

Ia menyebut lubang tersebut digunakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada aksi 1965.

Terdengar jelas dalam video, ia menyebut di daerah Salemba terdapat satu lubang yang digunakan PKI untuk memasukkan para ulama.

“Kalau dibilang pelurusan sejarah 1965, maaf, sejarah 1965 adalah sejarah kelam. 30 September itu adalah sejarah kelam,” ucapnya dalam video.

https://twitter.com/qitmr/status/910346144643010560?ref_src=twsrc%5Etfw&ref_url=https%3A%2F%2Fapi.tribunnews.com%2Fembed_socmed%3Ftwitter%3Dhttps%3A%2F%2Ftwitter.com%2Fqitmr%2Fstatus%2F910346144643010560%2Fvideo%2F1

Sontak saja pernyataan perempuan itu memancing perhatian netizen di media sosial.

Banyak dari mereka justru merasa geram dengan pengakuan perempuan tersebut yang dianggap menyebarkan berita hoax.

Bukan tanpa sebab, karena perempuan tersebut tak terlihat memberikan bukti dalam video tersebut, melainkan bersumber cerita orangtua.

@ qitmr Emak2 Ini Selain Kata Ada Lubang Buaya Ada Juga Lubang Salemba, Gatau Sejarah Darimana Ini Wong Gak Ada Fakta Dan Data Pendukung.

@ johansubianto wah ini salah satu provokatornya nih @ Div Humas Poli emak 2 keblinger

Namun, soal bangunan di kawasan itu memang sempat diperbincangkan pada tahun lalu.

Pertengahan tahun lalu, Kivlan Zein sempat melontarkan pernyataan mengejutkan mengenai kebangkitan PKI.

Dalam satu pernyataannya ia menyebut sebuah gedung yang menjadi markas PKI di kawasan Kramat Jaya, Jakarta Pusat kemungkinan akan kembali aktif.

Meski begitu, belum bisa dibuktikan keterkaitan pernyataan ibu tersebut dengan hal ini.

”Gedung Berhantu”

Kompas.com sempat melakukan pantauan langsung ke lokasi, tak lama setelah pernyataan Kivlan Zein saat itu.

Tim melakukan penelusuran ke gedung yang terletak tepat di sebelah Hotel Acacia, Jakarta Pusat itu.

Ketua RW 7, Kelurahan Kramat, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, Mat Murni (68), mengaku terkejut dengan isu kembali bangkitnya gerakan komunis.

Ia sudah tinggal di daerah itu sejak tahun 1960-an. Apalagi, gedung yang tak jauh dari kediamannya itu disebut-sebut akan kembali menjadi markas PKI.

Mat Murni (68) Ketua RW 07, Kelurahan Kramat, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

Menurut Murni, selama ini tak ada aktivitas berarti di gedung tua di Jalan Kramat V itu. Bahkan, ia menyebut gedung itu sebagai gedung berhantu.

“Enggak mungkin gedung tua itu ditempatin sama orang-orang PKI lagi. PKI sudah enggak ada,” ujar dia saat berbincang dengan Kompas.com, Kamis (2/6/2016).

“Lagian siapa yang berani masuk ke (gedung) situ sekarang. Berhantu,” lanjut dia, sembari tersenyum.

Sebelum 1965.

Murni kemudian menceritakan soal gedung tua yang dimaksud Kivlan.

“Bangunan itu memang dipakai PKI sebelum tahun 1965. Kalau itu benar. Sekarang mah sudah enggak,” ujar Murni.

Saat itu, Murni masih duduk di bangku sekolah. Ia tidak terlalu mengetahui apa saja aktivitas PKI di gedung itu.

Ia hanya tahu bahwa gedung itu sering digunakan untuk rapat.

Orang-orang yang datang ke rapat itu juga bukan orang kampung setempat, melainkan orang dari luar Kramat.

“Pertemuannya tertutup. Kami cuma tahu aja, oh ramai, ada rapat. Mereka memang enggak berkomunikasi sama warga kampung,” ujar Murni.

Penampakan gedung bekas PKI di Jalan Kramat V, Senen, Jakarta Pusat.

Ia mengisahkan, pada tahun 1965, bangunan itu diserbu dan dibakar massa. Sejak saat itu, tak ada aktivitas PKI di sana.

Setelah sempat diduduki TNI Angkatan Darat, bangunan itu direnovasi menjadi lima lantai.

Bangunan kemudian digunakan sebagai kantor salah satu Direktorat Jenderal Departemen Pariwisata.

“Mungkin dipakai jadi kantor pariwisata itu sampai tahun 80-an Setelah itu ya sudah, dibiarkan begitu saja sampai sekarang,” ujar Murni.

Kemudian, lanjut Murni, pada akhir April 2016, ada sekelompok orang yang memasuki lahan gedung itu. Mereka ingin menjadikannya sebagai tempat menyimpan gerobak pedagang kaki lima di sekitar Jalan Kramat Raya.

“Kayaknya mau disewain ke PKL. Tapi karena itu lahan sudah dibeli sama Acacia, orang Acacia datang, melarang mereka. Akhirnya enggak jadi masuk orang-orang itu,” ujar Murni.

Mangkrak

Gedung itu terletak di tepi Jalan Kramat Raya, diapit Hotel Acacia dan Jalan Kramat Lontar.

Terdapat papan besi setinggi sekitar dua meter menutupi gerbang. Rantai besi besar berkarat melilit di tengah papan itu.

Pagarnya tidak terlihat jelas karena tertutup semak belukar.

Mengintip dari salah satu celah, ilalang setinggi satu meter menutupi seluruh pelataran gedung.

Saat melintas di trotoar depan bangunan itu, bau pesing terasa menyengat.

Gedung itu sendiri didominasi warna krem, dengan cat gedung sudah terkelupas di sana-sini. Kaca gedung juga banyak yang pecah.

Sekilas, gedung tersebut terlihat menyeramkan.

Murni bercerita, sebenarnya ada lagi bangunan yang identik dengan PKI di wilayah Kramat, yakni sebuah rumah yang saat ini sudah berganti menjadi rumah makan padang. Letaknya sekitar 100 meter dari gedung bekas PKI.

“Nah, kalau itu bekas Gerwani. Ramai juga tuh dulu, sebelum 1965,” ujar Murni.

Aktivitas mereka cukup terbuka dibandingkan dengan gedung eks PKI.

“Di depan rumah itu biasanya ada bacaan buat orang-orang kampung yang lewat. Jadi kalau lewat situ, baca sebentar, oh ini, oh itu,” kata dia.

Namun, rumah itu juga dihancurkan dan kemudian diambilalih resimen mahasiswa. Belakangan, ia juga baru menyadari rumah itu sudah berganti rumah makan Padang.

Sudah dicek

Kompas.com pun menemui Lurah Kramat Supardjo. Ia mengaku mengetahui pernyataan Kivlan melalui media massa.

Supardjo kemudian mengerahkan anak buahnya dan mengecek sendiri kebenaran pernyataan Kivlan itu. Hasilnya, nihil.

“Saya sama anak buah langsung nyari kan, itu di mana tempat yang dimaksud (Kivlan). Tapi sudah clear, enggak ada yang dimaksud jenderal “K” itu,” ujar Supardjo.

Supardjo meyakini, PKI tak akan eksis lagi.

Ia meyakinkan, wilayahnya memiliki sistem jaringan informasi yang cukup kuat sehingga mampu mendeteksi jika ada aktivitas yang menyimpang.

 

 

Baca juga : Video Provokasi Alfian Tanjung Ini Diduga Sebab Persekusi LBH Jakarta

 

 

Sumber berita Viral Video Seorang Ibu Sebut Ada Lubang Salemba dan PKI : tribunnews