Klarifikasi Ketua Presidium Alumni 212 atas Isu Pecah dengan GNPF-MUI
Pertemuan antara pengurus Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI dan Presiden Joko Widodo mengundang banyak cerita. Salah satunya isu perpecahan antara GNPF dan Presidium Alumni 212.
Isu itu menyebar luas lewat pesan whatsapp dan juga media sosial. Karena itu Ketua Presidium Alumni 212 Ansufri Idrus Sambo memberikan klarifikasi.
Dalam keterangannya yang diterima kumparan (kumparan.com), Rabu (28/6), pria yang akrab disapa Ustaz Sambo ini memberikan penjelasan.
“Berbeda bukan berarti berlawanan dan bukan pula perpecahan,” kata Sambo.
Berikut penjelasan Ustaz Sambo:
Mencermati terbelahnya sikap dan pandangan umat berkaitan dengan pertemuan GNPF dengan Presiden Jokowi di satu sisi dengan sikap dan tanggapan Presidium Alumni 212 (PA 212) terhadap pertemuan tersebut, sehingga dalm pandangan banyak pihak seolah-olah terjadi semacam perselisihan diantara keduanya GNPF dan PA 212.
Pandangan di atas sah-sah saja karena setiap orang pasti punya cara pandang sendiri-sendiri, namun demikian kita pun harus memberikan pencerahan dan pencerdasan kepada umat karena tidak selalu BERBEDA ITU BERLAWAN dan tidak selamanya BERBEDA ITU BERARTI PERPECAHAN bahkan BERBEDA ITU bisa INDAH dan sangat BAIK seperti siang dab malam, laki-laki perempuan, kiri kanan, dan lain-lain.
GNPF-MUI dan PA 212 adalah 2 kekuatan umat yang memiliki karakteristik perjuangan yang berbeda, ada yang mau main lembek dan kompromistis (gaya perjuangan GNPF) dan yang lain main tegas tanpa kompromi (gaya perjuangan PA 212).
Perbedaan gaya perjuangan di atas bukan berarti berlawanan tapi sebagai variasi perjuangan, asal niatnya untuk menyelamatkan ulama, umat dan bangsa Insya-Allah semuanya dapat rahmat dan ridho Allah Ta’ala
Cara perjuangan yang mana yang akan cocok dengan situasi saat ini biarlah Allah yang memutuskannya, Wallahu a’lam
Perbedaan ini janganlah dianggap sebagai perpecahan tapi supaya menjadi variasi informasi kepada umat sehingga umat punya pembanding dalam menilai sebuah perjuangan dan sebgai Sarana fastabiqul khairot bagi GNPF dan PA 212
Presidium alumni 212 menjadi bandul penyeimbang dan sebagai sparing patner supaya GNPF tidak terlena dengan comfort zonenya, menjadi mata pisau lain selain GNPF, jika pisau GNPF tidak berhasil digunakan untuk menjinakkan rezim Penguasa maka mata pisau lainnya dari PA 212 dapat digunakan untuk mengancam Rezim untuk tidak main-main dengan kekuatan umat Islam, karenanya tidak ada tunggal yang “baik” selain Allah SWT yang tiada duanya, MAHA ESA
Presidium Alumni 212 juga bisa menjadi pemacu dan pemicu semangat jika GNPF mulai melemah dan bisa juga sebagai pengawal perjuangan jika GNPF mulai goyah bahkan bisa menjadi alternatif gerakan perjuangan umat manakala GNPF sudah tidak dianggap oleh Rezim Penguasa saat ini
Selama para pejuang-pejuang di GNPF-MUI dan Presidium Alumni 212 berjuang ikhlas mencari ridho Allah dan untuk kejayaan Islam dan umat Islam bukan untuj kepentingan mencari dunia atau untuk menyelamatkan diri sendiri serta terus menerus mendekatkan diri BERIBADAH Maksimal kepada Allah serta menghidupkan hatinya dengan ZIKIR dan ISTIGHFAR, pasti ALLAH akan berkah HIDAYAH, RAHMAT dan BERKAH-NYA kepapda perjuangan ini dan kepada semua orang-orang yang berjuang di jalan Allah, aamiin
Baca juga : GNPF-MUI Bertemu Jokowi, Polda Tetap Lanjutkan Kasus Rizieq
Sumber berita : kumparan