Alasan Para Remaja Bergabung dengan Geng Motor

Alasan Para Remaja Bergabung dengan Geng Motor

Alasan Para Remaja Bergabung dengan Geng Motor

Ada yang tengah meresahkan publik. Tak lain fenomena geng motor. Di media sosial, menyebar foto dan video bagaimana remaja tanggung begitu bangga terlibat tawuran. Bukan hanya itu saja, mereka juga pose-pose bergaya dengan senjata tajam.

Fenomena remaja tanggung gandrung dengan geng motor ini dicermati Pengamat Sosial; Dosen Sosiologi FISIP UIN Jakarta, Satiti Shakuntala.

“Fenomena geng motor sudah lama ada di Indonesia, khususnya Jakarta. Dulu pernah ada ‘Kapak Merah’, belakangan ini muncul geng ‘Jepang’ (Jembatan Mampang), selain itu ada juga geng motor yang menamakan dirinya ‘Tukang Beling’, ‘Amerika’, ‘GBR’, ‘XTC’, ‘Tangki Boys’, dan masih banyak lagi,” kata Satiti Shakuntala saat berbincang dengan wartawan, Jumat (26/5).

Ungkap Kejahatan Geng Motor
Ungkap Kejahatan Geng Motor

“Banyak anak muda atau remaja usia belasan tahun dan awal 20-an yang menjadi anggota dari geng motor. Secara psikologis, mereka berada dalam fase mencari jati diri. Sementara itu, secara sosiologis geng motor dianggap sebagai kelompok sosial yang menyediakan tempat bagi mereka untuk mencari jati diri tersebut” – Pengamat Sosial, Satiti Shakuntala

Menurut Satiti, dapat dikatakan geng motor sebagai peer group yang mempengaruhi perilaku mereka. Perilaku geng motor yang didasarkan pada ‘keyakinan bersama’ (collective belief) ini cenderung mengarah pada tindakan anarkis / perilaku menyimpang, misal: kebut-kebutan, merampok, hingga membunuh dengan keji.

“Kelompok membuat seseorang merasa nyaman melakukan tindakan yang sudah disepakati, meskipun hal tersebut mengganggu ketertiban atau kenyamanan masyarakat,” tegas dia.

Merujuk kepada Teori Kebutuhan (Hierarchy of Needs) Abraham Maslow, Self Actualization menjadi puncak kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi.

Image result for Geng motor jakarta
Polres Jakarta Selatan tangkap geng motor

“Dalam hal ini, remaja meng-aktualisasi- kan dirinya dengan bergabung dalam keanggotaan geng motor dan melakukan tindakan anarkis, termasuk berfoto membawa senjata tajam dengan pesan yang mengancam”- Pengamat Sosial Satiti Shakuntala

Bagi remaja, lanjut Satiti, mnjadi anggota geng dengan identitas kelompok yang kuat, membuat mereka merasa lebih percaya diri dan tidak mengenal rasa takut. Selain itu mereka juga bisa mendapat ‘penghargaan’ dari kelompok apabila mencapai suatu prestasi tertentu misalnya merampok, membacok, hingga membunuh.

Polres Jakarta Selatan tangkap geng motor
Polres Jakarta Selatan tangkap geng motor

“Penghargaan atau Esteem menjadi kebutuhan dasar lain sebelum Self Actualization. Keberadaan geng motor yang semakin merisaukan semestinya mendapat perhatian khusus untuk dikaji. Keluarga, Sekolah, Peer Group, dan Media Massa menjadi agen sosialisasi yang punya peran penting dalam mengajarkan nilai- nilai universal dalam kehidupan bermasyarakat sehingga tindak kriminalitas oleh geng motor dapat diminimalisir atau dihilangkan sama sekali,” urai dia.

“Karena pada dasarnya seperti yang disampaikan oleh Sutherland bahwa “Tindakan kriminal bukanlah sesuatu yang alamiah namun dipelajari”. Di sisi lain, lima kebutuhan dasar yang disampaikan oleh Maslow harus dapat terpenuhi dengan baik, sehingga remaja tidak terjerumus dalam perilaku menyimpang,” tambahnya.

“Sebaiknya para geng motor di Indonesia dapat belajar dari ‘Blood Bikers’ di Inggris yang secara volunteer berperan dalam kegiatan bakti sosial seperti menjadi kurir yang mengantarkan kantung darah atau obat-obatan, bagi yang membutuhkan dalam kondisi gawat darurat”– Pengamat Sosial Satiti Shakuntala

https://www.youtube.com/watch?v=lhuFVk33qkI

 

Sumber Berita Alasan Para Remaja Bergabung dengan Geng Motor : Kumparan.com