ISIS Klaim Bertanggung Jawab dalam Teror Bom Gereja di Filipina

ISIS Klaim Bertanggung Jawab dalam Teror Bom Gereja di Filipina

ISIS Klaim Bertanggung Jawab dalam Teror Bom Gereja di Filipina

Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas dua kali pemboman yang terjadi di sebuah Gereja Katolik Roman, Jolo, di Filipina, Minggu (27/1). Akibat serangan itu, dilaporkan 20 orang tewas, diantaranya 15 warga sipil dan 5 pasukan tentara.

Kemudian, kepolisian Filipina menambahkan, kejadian tersebut telah melukai 81 orang, di antaranya 14 tentara, dua polisi dan 65 warga sipil.

“ISIS mengklaim bertanggung jawab atas pemboman selama kebaktian di Gereja Katolik di Filipina,” bunyi kantor berita kelompok militan Amaq, dilansir Reuters, Senin (28/1).

Seorang tentara berjalan ke dalam Gereja Katolik Roman, Jolo, Provinsi Sulu, Filipina Selatan.

Keamanan resmi Filipina mengatakan bom pertama meledak di dekat Katederal Jolo saat hari Minggu Misa. Ledakan kedua terjadi ketika pasukan tentara telah menanggapi serangan tersebut.

Dalam laporannya, dilaporkan bahwa serangan ini merupakan serangan yang paling mematikan dalam beberapa tahun terakhir di wilayah yang mayoritas penduduknya Muslim. Sebelumnya, menurut Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, pihaknya telah menerjunkan tim untuk melakukan pengamanan dan menetralisir ancaman lanjutan.

“Saya telah mengarahkan pasukan kami untuk meningkatkan tingkat siaga mereka, mengamankan semua tempat pemujaan dan tempat-tempat umum sekaligus, dan memulai langkah-langkah keamanan proaktif untuk menggagalkan rencana bermusuhan,” kata Delfin Lorenzana dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AP, Minggu (27/1).

Filipina Anggota Palang Merah Filipina mengevakuasi korban ledakan bom di Gereja Katolik Roman, Jolo, Filipina, pada Minggu (27/1/2019).
Pasukan tentara berjalan di samping korban ledekan bom di Gereja Katolik Roman, Filipina.

Sejauh ini, KBRI Manila menjelaskan belum ada laporan WNI yang menjadi korban dalam serangan ini. Meski demikian, KBRI Manila akan terus memantau perkembangan kasus ini dengan pemerintah setempat.

“Sejauh ini belum ada laporan WNI yang menjadi korban,” ungkap Duta Besar RI untuk Filipina, Sinyo Harry Sarundajang, dalam pesan singkatnya kepada kumparan, Minggu (27/1).

Sejumlah korban ledakan bom saat dirawat di rumah sakit, setelah dua bom meledak di luar Gereja Katolik Roman di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina Selatan, pada Minggu (27/1/2019).

Kepulauan Jolo telah lama menjadi biang permasalahan kelompok militan Abu Sayyaf. Kelompok tersebut, telah menjadi daftar hitam negara Amerika Serikat. Menurut pemerintah Filipina, kelompok tersebut termasuk dalam kelompok teroris karena sering melakukan pengeboman, penculikan, dan pemenggalan kepala.

 

 

Baca juga : Gereja di Filipina Dihantam Bom, 17 Orang Tewas 42 Luka-luka

 

 

Sumber berita ISIS Klaim Bertanggung Jawab dalam Teror Bom Gereja di Filipina : kumparan