Megawati Puji Reaksi Cepat Masyarakat Tanggapi Insiden Bendera Terbalik
Megawati Soekarnoputri menyinggung tanggapan masyarakat terhadap Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2017. Menurutnya, meski UKP-PIP baru berjalan sekitar 4 bulan, masyarakat seharusnya antusias untuk terus ikut membantu mengimplementasikan Pancasila setelah 72 tahun merdeka.
Megawati berpendapat, ideologi Pancasila sudah tidak seharusnya dipermasalahkan, apalagi dijadikan tema debat ataupun diskusi.
“Pancasila itu sudah final secara konstitusi. Persoalan yang dihadapi bangsa kita setelah 72 tahun merdeka ini bagaimana Pancasila diimplementasikan, terutama bukan secara fisik, tapi masuk ke dalam sanubari bangsa,” kata Megawati dalam pidatonya di Festival Prestasi Indonesisa di JCC Senayan, Jakarta, Senin (21/8).
Salah satu contoh konkret yang disinggung oleh Megawati adalah insiden terbaliknya bendera Indonesia di buku panduan SEA Games. Dia heran mengapa bendera merah putih dapat ditampilkan terbalik di buku panduan tersebut.
Meski demikian, dia memuji reaksi cepat masyarakat dalam menanggapi peristiwa itu.
“Ini masih jadi hot topik di Malaysia karena terjadi bagaimana sampai bendera kita saja, merah putih, itu bisa ditampilkan terbalik. Ya tentu dan saya merasa bangga ternyata protesnya cepat sekali,” ujarnya.
“Artinya warga bangsa Indonesia masih sangat-sangat mencintai simbol-simbol negara. Lalu kalau bukan kita, siapa yang akan menghormati simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia itu,” tuturnya.
Megawati juga menyinggung soal salam Pancasila. Kepada tamu yang hadir, Megawati mengajarkan bagaimana sikap dalam mengucapkan salam Pancasila yang benar.
“Itu kalau disebut salam Pancasila, maka salam Pancasila, kemudian begini (sembari memperagakan gerakan tangan hormat ke dekat pelipis). Ininya tegak, tangannya tegak, dan ini (jari) rapat. Jadi limanya enggak renggang, tapi rapat. Artinya bersatu,” paparnya.
Dia pun juga menjelaskan kenapa sering mengucapkan kata merdeka dalam berbagai kesempatan. Salam merdeka, kata Megawati, masih merupakan satu rangkaian dalam salam Pancasila.
“Dari salam Pancasila yang begini, (kemudian) seharusnya (menyebut) merdeka. Jadi (tangan) mengumpal jadi satu,” terangnya.
Lewat salam itu, ingin menunjukkan bahwa Indonesia ssebagai bangsa adalah satu dan Pancasila sama dengan gotong royong.
“Kehidupan kita adalah gotong royong, bukan invidualistik. Kita bukan orang barat bukan berarti anti barat. Kita adalah orang timur, punya kebudayaan sendiri, punya keberagaman sendiri,” imbuhnya.
Kehidupan berbangsa pun Megawati ibaratkan sebagai sebuah taman bunga yang memiliki banyak ragam bunga.
“Kalau kita berpikir kita ingin berada dalam sebuah negara yang penuh taman sarinya, penuh dengan aneka warga bunga, kebayang tidak kalau kita hidup di sebuah taman sari bunganya enggak ada (bunga) atau warnanya harus satu? Enggak perlu jauh-jauh. Di tempat ini saja merah putih lalu ada hijaunya saja berapa macam. Ibu-ibu berpakaian tentu ada kalanya dalam menunjukkan organisasi kita melakukan yang namaya keseragaman. Tapi hakekat bangsa Indonesia adalah beragam,” tutupnya.
Baca juga : KBRI Kuala Lumpur Jelaskan Pertemuan soal Insiden Bendera Terbalik
Sumber berita Megawati Puji Reaksi Cepat Masyarakat Tanggapi Insiden Bendera Terbalik : kumparan