Pemerintah Meminta Masyarakat Tenang Indonesia Diserang Teroris Siber
Kementerian Komunikasi dan Informatika telah memastikan bahwa Indonesia merupakan salah-satu negara yang terdampak akibat serangan yang disebut sebagai ‘teroris siber’.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kemenkoinfo, Sammy Pangerapan mengatakan serangan siber ini bersifat tersebar dan masif serta menyerang critical resource (sumber daya sangat penting).
“Serangan ini bisa dikategorikan teroris siber,” kata Sammy Pangerapan dalam keterangan yang dirilis di situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Sabtu (13/05).
Di Indonesia, menurutnya, serangan peretas itu ditujukan ke Rumah Sakit Harapan Kita dan Rumah Sakit Dharmais di Jakarta.
Serangan siber berskala raksasa yang menggunakan alat peretas yang diyakini dikembangkan oleh Badan Keamanan Nasional AS telah menyerang sejumlah institusi di 99 negara, termasuk Indonesia, Inggris, AS, Cina, Rusia, Spanyol dan Italia.
Dengan serangan siber ini, “kami minta agar masyarakat tetap tenang dan meningkatkan kehati-hatian dalam berinteraksi di dunia siber,” ungkap Sammy.
Sammy menjelaskan serangan siber yang menyerang Indonesia dan beberapa negara lainnya berjenis ransomware.
Ransomware adalah jenis malicious software atau malware yang menyerang komputer dengan cara mengunci komputer korban atau meng-encrypt semua file sehingga tidak bisa diakses kembali.
“Tahun ini sebuah jenis ransomware baru telah muncul dan diperkirakan bisa memakan banyak korban,” ungkap Sammy. “Ransomware baru ini disebut Wannacry.”
Wannacry, lanjutnya, mengincar PC berbasis windows yang memiliki kelemahan terkait fungsi SMB yang dijalankan di komputer tersebut.
Sejumlah laporan menyebutkan, serangan Wannacry telah memakan banyak korban di berbagai negara.
“Oleh karena itu penting untuk melakukan serangkaian tindakan pencegahan dan juga penanganan apabila terjadi insiden,” tandasnya.
Dilaporkan, kelompok peretas meminta dana tebusan agar file file yang dibajak dengan enkripsi bisa dikembalikan dalam keadaan normal lagi.
Para ahli menyebutkan dana tembusan yang diminta adalah dengan pembayaran bitcoin yang setara dengan $300 AS dan Wannacry memberikan alamat bitcoin untuk pembayarannya.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kemenkoinfo, Sammy Pangerapan mengatakan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mencegah terinfeksi malware ransomare jenis wannacry:
Apa tindakan jika terinfeksi?
Menurut Sammy Pangerapan, saat ini belum ada solusi yang paling cepat dan jitu untuk mengembalikan file-file yang sudah terinfeksi wannacry.
Namun demikian, lanjutnya, memutuskan sambungan internet dari komputer yang terinfeksi akan menghentikan penyebaran wannacry ke komputer lain yang rentan vulnerable.
Sebagai tambahan, Sammy menyampaikan saran yang disampaikan Indonesia-Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) agar melakukan langkah-langkah berikut ini pada hari Senin (15/05) depan saat tiba di kantor:
Sumber Berita Pemerintah Meminta Masyarakat Tenang Indonesia Diserang Teroris Siber : Bbcindonesia.com
Yusril Tunggu Arahan Jokowi Pidanakan Amplop Saksi Palsu Prabowo-Sandi Kuasa hukum paslon 01 Joko Widodo…
Saksi Prabowo Diduga Berbohong, Putri Gus Mus Sebut Bisa Kena Pasal Pidana kan? Beti Kristina…
Polda Jabar Tangkap Ustaz Rahmat Baequni Terkait Sebar Hoaks Petugas KPPS Diracun Ustaz Rahmat Baequni…
Ahok Balas Anies Baswedan soal Penerbitan IMB Pulau Reklamasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut…
Hakim MK Minta Bukti DPT Invalid 17,5 Juta, Tim Prabowo-Sandi Minta Waktu Hakim Mahkamah Konstitusi…
Alasan Anies Baswedan Tak Cabut Pergub Reklamasi Ahok Mesti Anggap Tak Lazim Gubernur DKI Jakarta…
This website uses cookies.