Polisi Sebut Pemutilasi Mayat Dalam Koper Terbilang Ceroboh Buang Jasad

Polisi Sebut Pemutilasi Mayat Dalam Koper Terbilang Ceroboh Buang Jasad

Polisi Sebut Pemutilasi Mayat Dalam Koper Terbilang Ceroboh Buang Jasad

Polda Jawa Timur menduga pelaku pembunuhan Budi Hartanto (28), penari asal Kediri yang mayatnya ditemukan dalam sebuah koper di Blitar, Jawa Timur, dianggap terburu-buru dalam melakukan aksinya. Rencana untuk menghilangkan jejak korban terbilang tak rapi.

“Kalau kita lihat mayat ditemukan memang bahwa dia terburu-buru untuk merencanakan pembuangannya. Untuk menghilangkan identitas awal dia terburu-buru membuangnya,” ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera kepada kumparan di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa (9/4).

Rencana pembunuhan yang tak rapi ini dianggap memudahkan polisi untuk menemukan barang bukti hingga melacak pelakunya.

“Jadi tidak ada perencanaan pembunuhan yang cukup rapi,” ucap Frans.

Barung menuturkan, dugaan itu muncul lantaran jasad Budi tidak dibuang di sungai di samping lokasi tempat kejadian perkara (TKP). Melainkan dibuang di semak-semak di bawah jembatan.

Budi Hartanto (tengah) saat acara menari

“Kalau dia rapi (merencanakan pembunuhan) berarti dia buang ke sungai dekat sampingnya. Tetapi kalau dia tidak rapi berarti hanya membuang mayat itu dengan harapan bahwa identitas awalannya sudah dihilangkan,” jelas Frans.

“Padahal untuk mendapatkan identitas awal itu sangat canggih sekali, cukup dengan darahnya saja kita sudah cukup mendapatkan identitasnya, apalagi lengkap dengan sidik jarinya. Ini yang kita munculkan identitas tidak lagi (bisa) dibantah,” ungkap Frans.

Kini pihaknya tengah mencari dua orang yang disebut sebagai saksi kunci dalam kasus pembunuhan Budi. Kendati demikan, jejak keduanya diketahui sudah terlacak di luar Kediri.

“Yang jelas sudah keluar dari Kediri,” kata Frans.

Polisi Duga Dedi Dibunuh di Kediri

Frans mengatakan, pelaku diduga membunuh Budi di wilayah Kediri. Sementara Blitar hanya lokasi pembuangan jasad.

“Kronologisnya adalah Kediri tempat di mana terjadinya eksekusi itu sedangkan Blitar adalah tempat di mana dibuangnya mayat korban,” kata dia.

Dugaan itu muncul karena penemuan barang bukti di dua lokasi, yakni Kediri dan Blitar, yang kemudian dicocokkan dengan hasil laboratorium forensik Mapolda Jatim. Hasil ini mengarah pada lokasi tertentu yang tempat pelaku membunuh Budi.

“Kita mempelajari dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Dengan melihat bahwa dengan mempertimbangkan juga waktu yang sudah disimpulkan oleh laboratorium forensik, dengan melihat tempo-tempo meninggalnya, dan tempo-tempo di mana ditemukannya, mayat itu berasal dari Kediri,” ungkap Frans.

Sebelumnya hasil laboratorium forensik Mapolda Jawa Timur menunjukkan luka benda tajam pada leher disebut sebagai penyebab kematian.

“Di lehernya, ada tebasan di lehernya. Penyebab kematian karena kekerasan benda tajam pada leher,” ucap Frans.

Kondisi mayat korban mutilasi, Budi Hartanto saat ditemukan oleh pihak kepolisian.

 

 

Baca juga : Mayat Dalam Koper di Blitar Disebut Polisi Korban Pembunuhan Berencana

 

 

Sumber berita Polisi Sebut Pemutilasi Mayat Dalam Koper Terbilang Ceroboh Buang Jasad : kumparan